Pelajar SMP Negeri 52 Terindikasi Narkoba Tidak Konsumsi Obat-obatan Terlarang

2-risma-di-ruang-kerjanya-terkait-dugaan-pelajar-smp-negeri-52-narkoba-geh-1Surabaya, Bhirawa
Tujuh pelajar SMP 52 yang sempat diduga menggunakan narkoba usai tes urine yang digekar BNNK Surabaya, Selasa (13/12) lalu, akhirnya dinyatakan negative dari penggunaan barang haram tersebut. Kepastian ini diungkapkan Wali Kota Tri Rismaharini , Sabtu (17/12).
Wali Kota Tri Rismaharini mengungkapkan, setelah tes urine tersebut, para pelajar yang terindikasi narkoba langsung di-assessment oleh BNN Surabaya. Berdasar hasil assessment itu disimpulkan bahwa para pelajar tersebut meminum obat flu. Hal itu tampaknya sedikit-banyak mempengaruhi hasil tes urine sehingga pada saat itu, mereka diindikasi menggunakan narkoba.
Risma pun merasa perlu menyampaikan hasil pendalaman dari BNN ini kepada publik. “Saya merasa perlu mengklarifikasi ini karena menyangkut masa depan dan nama baik anak. Kasihan kalau mereka di-bully padahal mereka tidak memakai obat-obatan terlarang,” terang Risma saat dijumpai di kediamannya, Sabtu (17/12) lalu.
Terkait hal ini, dalam waktu dekat Risma akan menggelar rapat antara dinas kesehatan, BNN dan asosiasi yang mewadahi obat flu yang dikonsumsi pelajar tersebut. Tujuannya, untuk mencari solusi bersama untuk memecahkan masalah ini.
“Nanti akan dicarikan solusi bersama. Yang jelas, obat yang dimaksud saat ini sudah dibawa ke laboratorium forensik Polda Jatim. Untuk merek obatnya tidak bisa saya sebutkan di sini,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi bahaya narkoba, Risma mengaku sudah menyiapkan lomba khusus guru dalam rangka peringatan Hari Ibu pada 24 Desember mendatang. Sasaran lomba ini sengaja dikhususkan bagi para guru karena mereka punya tanggung jawab besar men-sosialisasikan bahaya narkoba kepada para siswa.
Menurut Risma, narkoba kini mulai menyasar para pelajar. Oleh karenanya, saat momentum Hari Ibu nanti, wali kota peraih gelar honorus causa dari ITS itu akan mencanangkan tagline
“Anak-anak Surabaya adalah Anak Kita Semua”. Kalimat tersebut diharapkan mampu menggugah kepedulian warga Surabaya akan perilaku anak-anak di sekitar mereka. “Meskipun bukan anak sendiri tetap harus peduli,” pungkasnya.
Sementara Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana meminta Dinas Pendidikan melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dengan para kepala sekolah untuk mewajibkan setiap Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) menempatkan Gerakan Kampanye Perang terhadap narkoba sebagai salah satu kegiatan utamanya. Menurutnya, bentuk kegiatan OSIS tersebut bisa bervariasi, mulai lomba kampanye perangi narkoba antar pelajar, lomba karya tulis tentang bahaya narkoba atau lainnya.
“Seperti mengintegrasikan dengan kegiatan kesenian seperti lomba ludruk atau teater pelajar antar sekolah yang temanya Narkoba adalah musuh Bangsa Indonesia,” terangnya. Jumat (16/12)
Whisnu mengakui, generasi muda adalah aset masa depan bangsa. Untuk itu, ia menghimbau kepada segenap lapisan masyarakat untuk bersama-sama memerangi narkoba. Pasalnya, berdasarkan data pada tahun 2015, prosentase kenaikan pengguna narkoba di Indonesia mencapai 40 persen.
“Narkoba merupakan salah satu bentuk kejahatan lintas negara, dan sasaran paling potensial adalah kalangan muda dan pelajar,” terangnya
Wakil Walikota mengaku, pemerintah kota menganggap persoalan narkoba adalah masalah yang serius. Ia menilai gagasan Walikota melakukan kerjasama dengan BNN bertujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap pengguna narkoba, khususnya di kalangan pelajar.
“Gagasan Bu Wali menjalin kerjsama dengan BNN untuk deteksi dini,” kata Pria yang akrab disapa Pak WS.
Sebelumnya berdasarkan keterangan Dokter rehabilitasi BNN Kota Surabaya, dr. Singgih Widi Pratomo, menunjukkan pada periode januari – Nopember 2016 terungkap 200 pelajar Kota Surabaya yang positif mengkonsumsi narkoba. [geh]

Tags: