Pelajaran Bahasa Jawa, Formula Maksimalkan Budi Pekerti Siswa

Wakil Bupati Blitar, Marhaenis Urip Widodo saat membuka kegiatan workshop Bahasa Jawa bagi Guru SD mata pelajaran Bahasa Jawa se-Kabupaten Blitar di Hotel Grand Mansion Blitar, Senin (14/11) kemarin. [ Hartono/Bhirawa]

Wakil Bupati Blitar, Marhaenis Urip Widodo saat membuka kegiatan workshop Bahasa Jawa bagi Guru SD mata pelajaran Bahasa Jawa se-Kabupaten Blitar di Hotel Grand Mansion Blitar, Senin (14/11) kemarin. [ Hartono/Bhirawa]

Kab.Blitar. Bhirawa.
Untuk menjaga kelestarian Bahasa Jawa di Kabupaten Blitar, Wakil Bupati Blitar, Marhaenis Urip Widodo membuka kegiatan workshop Bahasa Jawa bagi Guru SD mata pelajaran Bahasa Jawa se-Kabupaten Blitar di Hotel Grand Mansion Blitar, Senin (14/11) kemarin. Tujuan kegiatan ini untuk memaksimalkan budi pekerti dan sopan santun para siswa. Mengingat diakui atau tidak, saat ini mentalitas siswa terutama terhadap adab sopan santun dan tata krama menurun drastis.
Orang nomor dua di Kabupaten Blitar ini juga mengingatkan kepada Guru Bidang Studi Bahasa Jawa berbeda dengan guru yang lain. Pelajaran Bahasa Jawa sangat tepat untuk menanamkan nilai-nilai budaya Jawa yang adi luhung. Misalnya melalui dongeng pewayangan, lagu dolanan yang tepat untuk anak, juga melalui nasehat. Sehingga, saat ini memang tidak tepat jika pelajaran Bahasa Jawa hanya mengajarkan anak tentang hafalan nama-nama binatang, nama bunga, dan nama buah-buahan. “Untuk itu melalui kegiatan ini diharapkan para peserta bisa mengikuti dengan baik. Sehingga bisa menjadi guru yang mumpuni,” kata Marhaenis Urip Widodo.
Selain itu Wakil Bupati Blitar juga berharap guru Bahasa Jawa bisa menjadi guru yang profesional, bisa menjadi teladan bagi siswa. Bahkan dihadapan seluruh peserta Workshop Bahasa Jawa, Wakil Bupati Blitar menyampaikan bahwa, dalam Peraturan Gubernur Nomor 19 Tahun 2014 tentang Bahasa Jawa sebagai muatan Lokal untuk Sekolah Umum (SD, SMP, SMA) dan Madrasah. “Selain sebagai muatan lokal dalam sekolah, banyak nilai-nilai kebudayaan dalam Bahasa Jawa yang bisa ditanamkan untuk menjaga moral dan etika generasi muda saat ini,” ujarnya.
Seperti diketahui, bangsa Indonesia memiliki keragaman suku, agama, budaya dan bahasa. Di Jawa Timur ada Bahasa Madura dan Jawa. Pembelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal agar para peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut baik lesan maupun tertulis. Juga sebagai bentuk apresiasi karya sastra dan budaya daerah.
Ditambahkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Drs. Totok Subihandono, M.Si dalam laporannya mengungkapkan, kegiatan ini akan berlangusng selama 3 hari. Hari pertama untuk guru Bahasa Jawa, hari kedua bagi Guru Bahasa Jawa SMP dan hari ketiga untuk SMA. “Sifat dari kegiatan ini wajib, mengingat tujuan dari kegiatan ini meningkatkan profesionalisme guru Bahasa Jawa serta menuntun anak didik pada budi pekerti yang luhur,” kata Drs. Totok Subihandono, M.Si. [htn,adv]

Tags: