Pelaksanaan UN Jatim Dievaluasi

15-ujian-paket-CSurabaya, Bhirawa
Menurunnya hasil Ujian Nasional (UN) 2014 jenjang SMA sederajat di Jatim memantik perhatian serius pemerintah pusat untuk turun ke provinsi. Hal ini terlihat saat Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP), Balitbang dan Puspendik menggelar rapat bersama evaluasi UN dengan Dinas Pendidikan (Dindik) provinsi dan kabupaten/kota se-Jatim.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Prof Furqon mengatakan, secara umum pelaksanaan UN 2014 telah berjalan dengan baik, meski di tengah-tengah penyelenggaraan terdapat peristiwa bocornya kunci jawaban yang bersumber dari Lamongan. Karena itu pihak Kemendikbud datang ke Jatim untuk melakukan evaluasi agar pelaksanaan UN ke depan akan lebih baik.
Sementara terkait hasil UN yang menurun baik dari sisi rata-rata nilai maupun tingkat kelulusan, Furqon berharap ada upaya peningkatan kemampuan guru dan sarana prasarana di Jatim sebelum UN 2015 digelar. Meski terjadi penurunan, Furqon berdalih hasil ini lebih baik dari pada tahun lalu. Sebab, tahun ini hampir tidak ada peserta yang mendapat nilai di bawah 4.
“Memang ada penurunan pada batas maksimum penilaian. Tapi ada peningkatan pada batas minimum nilai,” tutur Furqon saat ditemui di Hotel Alana Surabaya, Rabu (28/5).  Kenyataan ini, lanjut dia, tidak akan mengubah standardisasi soal UN untuk diturunkan kembali lebih mudah. Sebab, standardisasi pendidikan menurutnya harus terus ada peningkatan setiap waktu. Dengan catatan, kemampuan guru dan siswa juga harus ditingkatkan.
“Ibarat mau melompat, kalau kita ingin bisa melewati rintangan kan bukan rintangannya direndahkan. Tapi kemampuan melompat kita yang harus diasah supaya lebih tinggi dan mampu melewati rintangan tersebut,” tutur dia.
Seperti diketahui, tingkat kelulusan secara nasional jenjang SMA/MA tahun ini menurun dari 99,53 persen pada 2013 menjadi 99,52 persen pada 2014. Sementara jenjang SMK turun dari 99,94 persen pada 2013 menjadi 99,90 persen pada 2014.
Sementara itu, Kepala Puspendik Prof Nizam menambahkan, pengumuman hasil UN jenjang SMP/MTs dan sederajat bakal bernasib sama dengan UN SMA/MA. Tidak akan ada pemeringkatan provinsi dengan rerata terbaik nasional. Sebab, hal itu tidak ada kaitannya dengan substansi UN. “Tujuan UN berkaitan dengan pemetaan dan pembinaan, jadi tidak perlu berlomba-lomba meranking karena tidak ada kaitannya dengan substansi,” ujarnya.
Nizam menjelaskan, pemetaan dilakukan terkait kompetensi. Mata pelajaran (mapel) yang masih rendah di suatu sekolah akan ditingkatkan pada tahun depan. Salah satu caranya dengan meningkatkan kemampuan guru-guru mapel tersebut. “Penataan guru-guru dan sekolah terus dilakukan dengan melihat hasil UN,” ujarnya.
Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi mengatakan, kebijakan UN tahun depan juga dibahas dalam pertemuan tersebut. Terutama dari sisi kepercayaan dan kejujuran dalam menangani UN di masa mendatang. Alumnus Lemhanas 2008 ini menyatakan, salah satu dorongan dari Jatim yang didukung Dindik 38 kabupaten/kota adalah bagaimana penyelenggaraan UN bisa lebih baik dari tahun sekarang dengan meningkatkan peran guru hingga sekolah. “Ini harus dijalankan. Selain itu dari sisi penyelenggaraan, kejujuran dan kepercayaan ditekankan kembali,” tandasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: