Pelaku UKM Kabupaten Sidoarjo Presentasi Produk dengan Buyer Malaysia

Salah satu pelaku UKM Sidoarjo yang memproduksi bumbu pecel, sedang presentasi dengan Buyer dari Malaysia. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Sebanyak 10 UKM di Kabupaten Sidoarjo, baru saja, difasilitasi Disperindag Kabupaten Sidoarjo, melakukan presentasi dengan buyer di negara Malaysia, Wahidal Mustofa Dimyani, CEO Awanda Lestari Maju. Dalam kegiatan temu i yang digelar Aston hotel, Sidoarjo, Kamis (23/9) akhir pekan lalu itu, di antaranya ada UKM yang memproduksi sambal, bumbu pecel, kerupuk udang, abon, snack makanan ringan, terasi, herbal tea, kue kering, madu dan coconut drink.

Wondo, dari CV Khas Bu Bayu, sempat menyampaikan produknya bisa bertahan sampai 1 tahun. Pelaku UKM dari UD Fanka Mandiri, juga menyampaikan produk bumbu pecelnya juga bisa bertahan sampai 1 tahun. Sementara dari Qonjamdu, menyampaikan produk kerupuk udang dan kerupuk ikan milik mereka, kualitasnya sudah masuk ke toko swalayan.

Consultan dari Export Center Surabaya, M. Fernanda Reza, mengakui di Kab Sidoarjo banyak ditemui pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang menghasilkan berbagai produk unggulannya. Menurut ia, kondisi itu merupakan suatu potensi bagus bagi UKM untuk melakukan eksport. Salah satunya ke negara jiran Malaysia.

Atase Perdagangan RI di Malaysia, Deden Muhamad Fajar, secara virtual dalam kesempatan itu sempat mensuport pelaku UKM di Sidoarjo supaya masuk ke pasar Malaysia. Menurut Deden, di Malaysia juga sudah banyak produk UKM dari Indonesia yang masuk ke Malaysia. “Orang Malaysia suka dengan produk dari Indonesia. Misalnya saja, kecap, kerupuk, madu. Banyak peluangnya. Segera saja dieksport,” katanya.

CEO Awanda Lestari Maju, Wahidal Mustofa Dimyani, dalam presentasi secara firtual itu, sempat menyampaikan bahwa orang Malaysia suka dengan masakan orang Indonesia. Ia menyebut seperti bumbu-bumbu masakan seperti rawon. Sehingga permintaannya cukup banyak. “Juga alat-alat masak. Seperti cowek. Juga senang dengan kerupuk ikan, kerupuk udang,” ujarnya.

Kepala Dinas Perdagangan Kab Sidoarjo, Drs M.Tjarda MM, mengatakan sampai saat ini sudah lebih dari 100 pelaku UKM di Kab Sidoarjo yang sudah bisa melakukan eksport. Dirinya perlu menjelaskan, kegiatan eksport tidak harus terlihat dengan kontainer. Tapi meski dalam jumlah box dan dikirim ke luar negeri, sudah bisa disebut eksport. Kondisi ekonomi yang mulai bangkit dengan menurunnya kasus covid-19, menurut Tjarda akan digenjot kembali. Agar pertumbuhan ekonomi di Sidoarjo kembali tumbuh dan berkembang.

Tjarda menyampaikan suatu analisa ekonomi, bahwa suatu negara bisa disebut dalam kategoti negara yang maju, apabila sekitar 5% penduduknya hidup sebagai pelaku usaha. Padahal di Kab Sidoarjo sendiri, kata Tjarda, saat ini dari sekitar 2.5 juta penduduknya, kurang lebih 9% warganya telah bisa hidup mandiri dengan menjadi pelaku wirausaha. “Banyaknya pelaku usaha di Sidoarjo ini, maka Kab Sidoarjo dianggap sebagai Kota UMKM di Indonesia,” ujarnya.

Anggota Komisi B, DPRD Sidoarjo, Arif, menambahkan pihak eksekutip dan legislatip harus hadir setiap saat untuk mendampingi warga yang menjadi pelaku UKM di Sidoarjo. Apakah mensuport masalah pendanaan, pelatihan maupun memfasilitasi adanya peluang pasar. “Eksekutip dan Legislatip harus kompak. Karena satu sama lain saling terkait. Cuma dalam praktek di lapangan, Tupoksinya saja yang beda. Tapi tujuannya sama. Yakni kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.[kus]

Tags: