Pelaku UKM Penerima KMK Probolinggo Dilatih Penyusunan Laporan Keuangan

Puluhan pelaku UKM penerima KMK dilatih penyusunan laporan keuangan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kabupaten Probolingggo, Bhirawa
Kredit Modal Kerja (KMK) bagi koperasi dan usaha mikro merupakan strategi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dalam upaya meningkatkan iklim usaha yang kondusif di Kabupaten Probolinggo. Untuk itulah terlebih dulu puluhan plaku UKM penerima KMK dilatih penyusunan laporan keuangan.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro mood Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto, Jum’at 17/1/2020 mengharapkan koperasi dan usaha mikro di Kabupaten Probolinggo dapat memanfaatkan Kredit Modal Kerja (KMK) ini dengan sebaik-baiknya. Fasilitasi pembiayaan KMK merupakan wujud keberpihakan dan dukungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo terhadap koperasi dan pelaku usaha mikro yang istiqomah dan menjadi perhatian mulai tahun 2003 sampai dengan saat ini.
“KMK yang digulirkan oleh Pemkab Probolinggo melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dengan bunga 6% per tahun digulirkan sebagai wujud pemberdayaan dan perkuatan permodalan bagi koperasi dan usaha mikro dalam upaya mempercepat pemerataan kesejahteraan dan meningkatkan iklim usaha yang kondusif di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Menurut Anung, tahun 2020 Pemkab Probolinggo telah menyiapkan alokasi KMK sebesar Rp 2,5 milyar untuk digulirkan kepada koperasi dan usaha mikro. Dengan alokasi usaha mikro sebesar Rp 720 juta, KPRI sebesar Rp 750 juta, usaha sensuko sebesar Rp 530 juta dan usaha produktif sebesar Rp 500 juta.
“Terkait alokasi KMK ini nantinya kami akan memberikan sosialisasi secara langsung kepada koperasi dan usaha mikro, Camat dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta stakeholder yang memiliki binaan pelaku usaha mikro di Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.
“Dana pembiayaan KMK ini dapat dimanfaatkan koperasi dan usaha mikro di semua sektor usaha produktif. Oleh karena itu diharapkan dukungan kepada Kepala OPD yang menangani teknis penumbuhan dan pengembangan usaha mikro serta Camat agar bisa mendorong koperasi dan usaha mikro di wilayahnya untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan fasilitasi pembiayaan KMK,” terangnya.
Anung menjelaskan, koperasi dan usaha mikro yang dapat mengakses KMK ini tentunya yang sudah memiliki izin usaha. Semenjak ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS), maka seluruh perizinan diterbitkan melalui Lembaga OSS.
“Perizinan bagi usaha mikro adalah Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) yang diterbitkan oleh Lembaga OSS. Sedangkan untuk koperasi saat ini masih mempersyaratkan Nomor Induk Berusaha (NIB), mengingat karakteristik khusus koperasi sebagai badan usaha,” tegasnya.
Penyediaan dana KMK yang fleksibel dan murah terang Anung merupakan solusi bagi koperasi dan usaha mikro dalam mengembangkan usahanya serta akan memperlambat gerak langkah rentenir di Kabupaten Probolinggo.
“Hal ini dilaksanakan sebagaimana amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam membantu tumbuh kembang koperasi dan usaha mikro sehingga dapat meningkatkan iklim usaha yang kondusif, mendorong pertumbuhan dan mempercepat pemerataan perekonomian di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Sebelumnya sebanyak 44 orang pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) penerima Kredit Modal Kerja (KMK) di Kabupaten Probolinggo mendapatkan pelatihan penyusunan laporan keuangan dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Nadia Kecamatan Sukapura ini dihadiri oleh 2 (dua) orang narasumber yang berasal dari Lembaga Diklat Profesi (LDP) Garuda Mitra Sukses Kota Probolinggo.
Kasi Fasilitasi Pembiayaan dan Jasa Keuangan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Linda Pratiwi mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk untuk meningkatkan pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM) Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam mengelola Kredit Modal Kerja (KMK) yang diperoleh secara tertib dan efektif. “Serta, untuk meningkatkan pengetahuan tentang administrasi keuangan dalam pengelolaan kredit yang diterima,” ungkapnya.
Lebih lanjut Anung Widiarto melalui Kepala Bidang Usaha Koperasi dan Fasilitasi Permodalan Arie Kartikasari mengatakan laporan keuangan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana cara pencatatan suatu transaksi keuangan secara sistematis dalam suatu bisnis pada satu periode.
Pengelolaan yang baik tentunya harus diadministrasikan dengan tertib yang mengacu pada kaidah akuntansi yang berlaku sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat. Dengan laporan keuangan maka pelaku UKM dapat memisahkan uang pribadi dan uang modal usaha, sehingga dapat mengatur dan membuat skedule penggunaan keuangan dalam rangka peningkatan usahanya, katanya.
Menurut Arie, dengan adanya Kredit Modal Kerja maka pelaku UKM diharapkan dapat mengendalikan penggunaan keuangan dan selalu melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan sesuai dengan kaidah standar akuntansi sehingga tidak terjadi penyimpangan.
Selanjutnya guna mendukung program tersebut, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo melakukan pelatihan laporan keuangan bagi UKM penerima Kredit Modal Kerja dengan mengundang narasumber dari Lembaga Diklat Profesi (LDP) Garuda Mitra Sukses Kota Probolinggo, jelasnya.
Arie mengharapkan agar peserta mengikuti dengan seksama dan penuh perhatian sehingga apa yang disampaikan oleh narasumber bisa dijadikan bahan acuan atau pertimbangan guna meningkatkan kualitas usaha yang dilakukan, tambahnya.(Wap)

Tags: