Pelaku Usaha Mikro di Kabupaten Probolinggo Dilatih Manajemen Kelembagaan Usaha

Pelatihan pelaku Usaha perhitungan harga pokok jualan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Puluhan Pelaku Usaha Dapat Pelatihan Perhitungan Harga Pokok Jualan
Pemkab Probolinggo
Sekitar 35 orang perempuan, yang terdiri dari pelaku industri rumahan di Kota Probolinggo mengikuti pembinaan dalam mengelola usaha dengan Pelatihan Perhitungan Harga Pokok Jualan di Majapahit Room Bale Hinggil. Sedangkan pelaku usaha mikro di kab Probolinggo dilatih manajemen kelembagaan usaha.

Giat yang berlangsung sejak pukul 9 itu, dibuka Asisten Pemerintahan (Aspem) Setda Kota Gogol Sudjarwo didampingi Kepala Dinas Sosial, Perlindungan Perempuan dan Anak (Dinsos, PPA) Rey Suwigtyo dan seorang narasumber dari Fakultas Akuntansi dan Bisnis Universitas Airlangga.

Pembinaan perempuan pekerja rumahan dalam mengelola usaha dengan pelatihan perhitungan harga pokok jualan, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pelaku industri perumahan dengan menghitung harga pokok penjualan serta mengembangkan bisnis guna meningkatkan produksi usaha bagi para pelaku usaha.

Asisten Pemerintahan Gogol Sudjarwo, Senin (14/6) mengatakan, salah satu sasaran pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas perempuan sebagai sumber daya pembangunan yang mampu berperan secara aktif dalam berbagai aspek pembangunan.

Dalam meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan, lanjut Gogol, melalui pengembangan kekeluargaan dan usaha ekonomi produktif, yang dikelola perempuan, dengan harapan memberikan peningkatan pendapatan untuk kesejahteraan keluarga, sekaligus meningkatkan profesi kaum perempuan menuju kesetaraan gender.

Untuk mewujudkan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi, sebutnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengembangkan pemberdayaan perempuan, melalui program pengembangan industri rumah. “UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah, red), telah diakui sangat strategis dan penting jalannya bagi pertumbuhan ekonomi, terutama juga bagi pembangunan ekonomi yang merata. Karena itulah, maka dibutuhkan perhatian khusus (dari) pemerintah untuk mengembangkan usahanya, termasuk membina lingkungan dengan iklim usaha yang kondusif, memfasilitasi dan memberikan akses pada sumberdaya produktif,” katanya.

Dalam rangka mengangkat kapasitas UMKM di Kota Probolinggo melalui Dinsos, PPA itu pula, kegiatan ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh para peserta dengan sebaik-baiknya. “Karena usaha apapun kalau tidak memperhitungkan pokok pejualan harganya, tentu saja akan kurang maksimal. Silakan tanyakan pada narasumber kalau ada pertanyaan yang perlu disampaikan,” tandasnya.

Ia juga berharap, giat itu dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan pelaku UMKM dalam menetapkan harga jual secara tetap, tepat dan usaha yang dihasilkan optimal. Sehingga dapat meningkatkan produksi usaha, bisnisnya semakin berkembang dan meningkatkan daya saing pada pasar yang lebih besar.

Diwaktu yang sama sebanyak 25 orang pelaku usaha mikro dilatih manajemen kelembagaan usaha dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo di CafĂ© J’ Bing Desa Tamansari Kecamatan Dringu.

UKM atau pelaku usaha pemula yang meliputi UKM mamin (makanan minuman), handycraft dan batik di wilayah Kecamatan Dringu, Gending, Pajarakan dan Sumberasih. Selama kegiatan mereka mendapatkan materi pembukuan akuntansi dasar dari Josef Teguh Sulaksono (Dekopinda Kabupaten Probolinggo).

Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Zulkarnain, Senin (14/6) mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada pelaku usaha cara menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan).

“Selain itu memberikan pemahaman kepada pedagang mengenai pentingnya mencatat atau membuat pembukuan sehingga pedagang dapat mengetahui setiap pemasukan dan pengeluaran setiap periode. Serta memberikan pemahaman pelaku usaha cara melakukan pencatatan atau pembukuan dengan baik, benar dan jelas,” ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengatakan kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku usaha UMKM mengenai pentingnya mencatat atau membuat pembukuan usaha sehingga dapat mengetahui setiap pemasukan dan pengeluaran agar baik dan benar. “Sebagian besar pelaku usaha mikro seringkali tidak melakukan laporan pembukuan keuangan dan masih mencampur adukkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi,” katanya.

Menurut Anung, pelaku usaha masih kesulitan dalam melakukan pencatatan keuangan atas kegiatan operasional usahanya dan tidak melakukan pencatatan pembukuan keuangan sehingga tidak mengetahui apakah usahanya berkembang atau tidak. “Melalui pelatihan ini diharapkan pelaku usaha mikro dapat mengerti dan bisa membuat pencatatan transaksi keuangan agar dapat dilakukan dengan mudah, efektif dan efisien,” tambahnya.[wap]

Tags: