Pelaku Usaha UMKM Harus Ber-PIRT

Suasana saat penyerahan logo kemasan, lokasi Gmaps, dan Sertifikat Ijin Usaha – PIRT. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), dalam memproduksi usahanya harus memilik izin, logo dan kemasan yang baik dan jelas. Jika tidak dilakukan akan sangat mempengaruhi terhadap omset penjualannya. Karena pembeli lebih suka produksi yang ada ijin PIRT (Produk Industri Rumah Tangga).
Kondisi tersebut terlihat setelah Tim Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dari Dosen Informatika, diantaranya Cindy Taurusta, M Abror, Novia Ariyanti, serta dua mahasiswanya yang telah melakukan pendampingan terhadap 5 pengusaha di Desa Putat Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, pada 11 April 2020 lalu.
Ketua Tim Abdimas Umsida Cindy Taurusta mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah membuat para pelaku usaha ini bisa lebih jelas perizinannya, lebih baik lagi dalam kemasannya. Karena sebelumnya para pengusaha itu ada yang tidak memiliki izin, logo apapun serta kemasanya kurang baik, sehingga sangat mempengaruhi omset penjualannya. “Hasilnya, logo kemasan kerupuk mentah dan matang, banner bisa dipromosikan di depan rumah yang disertai pula dengan lokasi google mapsnya,” kata Cindy Taurusta, Senin (20/4) kemarin.
Jadi, pihaknya melakukan pendampingan usaha branding desa terutama terhadap pengusaha kerupuk. Berdasarkan data yang didapatkan, terdapat pengusaha kerupuk ikan gabus, kerupuk puli, dan kerupuk gayam. Pengusaha kerupuk ikan gabus yaitu Ibu Umi dan Ibu Ma’anik, pengusaha kerupuk puli yaitu Ibu Khotimatul Badroh, serta Pengusaha Kerupuk Gayam yaitu Ibu Nurhijah.
Kegiatan ini berlangsung sejak Januari 2020, mulai dari pengambilan data serta PIRT pengusaha kerupuk. Setelah selesai branding usaha kerupuk ikan gabus milik Ibu Umi, yaitu logo kemasan untuk produk mentah dan matang, penentuan lokasi google maps, serta Izin usaha (PIRT) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan, tepat tanggal 11 April 2020 kemarin. ” Tim Abdimas Umsida dengan dibantu 2 mahasiswa telah menyerahkan keperluan branding tersebut kepada Ibu Umi dan Suami di kediamannya,” katanya.
Sementara itu, Umi pengusaha kerupuk ikan Gabus mengaku senang dan terimakasih karena terbantu dengan adanya program PKaMI ini. “Saya mengharapkan para wirausaha di desa ini bisa memberdayakan sendiri ikan Gabus, agar bisa menekan biaya bahan baku kerupuknya,” harapnya. [ach]

Rate this article!
Tags: