Pelaku Wisata 4 Negara Kumpul di Kota Batu

Suasana pembukaan Batu Travel Fair Plus (BTFP) 2015 yang digelar di Hotel Purnama Kota Batu, kemarin.

Suasana pembukaan Batu Travel Fair Plus (BTFP) 2015 yang digelar di Hotel Purnama Kota Batu, kemarin.

Kota Batu, Bhirawa
Sedikitnya 60 seller dari perusahaan biro perjalanan,  destinasi wisata, dan perhotelan berkumpul di Kota Batu. Mereka mengikuti acara Batu Travel Fair Plus (BTFP)  2015 yang pembukaannya dilakukan di Hotel Purnama, kemarin. Selain dihadiri 120 peserta dari seluruh Indonesia, acara ini juga dihadiri biro perjalanan wisata dari Malaysia, Singapura, dan India.
“Sebagai undangan, hadir pula dari berbagai organisasi kepariwisataan antara lain ASPPI, ASITA, PPW Jateng, IPI, Malang Travel Community, PHRI Batu, FOSIPA Jogja,”ujar  Ketua Pelaksana BTFP, Eko Nurwahyudi.
Ia mengatakan, acara BTFP 2015 ini dilaksanakan secara mandiri oleh Batu Professional Tourism Assosiation (BAPTA). Adapun Bapta sendiri merupakan perkumpulan Biro Perjalan Wisata, Agen Tiket, Transportasi, dan Operator Pariwisata yang ada di Batu. Dan acara ini merupakan bentuk respon Bapta untuk  menghadapi MEA yang akan dilaksanakan.
Sementara, ketua Bapta, Satrio Budi Santoso mengatakan,  sebenarnya peminat untuk menjadi buyer sangat banyak. Yaitu lebih dari 200 biro perjalanan wisata. Namun panitia harus memverifikasinya dan menseleksinya 1 per 1 untuk menentukan buyer yang terpilih.
“Para Buyer kami  jemput dari bandara/ stasiun/ terminal lalu kami inapkan di hotel yang ada di Batu dan Malang. Dan yang pasti akomodasi , transportasi, termasuk makan kami jamin. Para peserta BTF plus ini akan beraktifitas selama 3 hari sejak Senin (28/9) ini,” ujar Satrio.
Pada  Selasa (29/9) kemarin, para buyer dan seller peserta BTFP akan menggelar pertemuan dalam ajang Table Top di hall hotel Singhasari. Dalam pertemuan langsung itu saling membangun jaringan antara kedua belah pihak, dengan mengabil tema ‘Wisata Peduli lingkungan’.
Terpisah, sekretaris DPD ASITA Jatim, Imam Mahmudi memberikan apresiasi khusus kepada Bapta yang secara mandiri bisa menyelenggarakan acara BTFP ini. Ia mengatakan bahwa apa yang dilakukan Bapta patut ditiru oleh daerah lainnya.
Namun demikian Imam juga mengkritisi masih adanya kasus penipuan berkedok biro perjalanan. Korbannya antara lain grup atau calon rombongan dari sekolah. Modusnya adalah menawarkan paket wisata rombongan dengan harga yang menggiurkan/ murah. Namun setelah uang ditransfer, pelakupun melarikan diri. “Calon pengguna jasa biro perjalanan hendaknya lebih teliti dengan keberadaan biro seperti ini, dan harus bisa memastikan legalitasnya,”pesan Imam.  [nas]

Tags: