Pelaku Wisata Sambut Pembukaan Kawasan Bromo

Pelaku usaha hotel sambut baik dengan dibukanya kembali wisata Bromo.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Pembukaan semua destinasi wisata lokal di Kabupaten Probolinggo sejak Kamis ini (9/9), disambut antusias oleh para pelaku usaha wisata. Di antaranya para pelaku wisata di kawasan wisata Bromo, Sukapura. Mereka berjanji menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat.

Sepanjang jalan menuju kawasan wisata Bromo di Kecamatan Sukapura, tidak jauh berbeda dari biasanya. Hanya saja, suasana di sepanjang jalan itu terlihat lebih sepi. Selain itu, hotel-hotel masih banyak yang tutup. Ada hotel dan homestay yang buka, tapi tidak ada pengunjung yang menginap, pada hari Rabu (8/9).

Di pintu masuk tiket bawah (Kabupaten Probolinggo), petugas tiket tetap berjaga. Mereka pun sigap dan siaga memastikan setiap warga yang masuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Meskipun, wisata di kawasan Bromo itu mulai dibuka. Sedangakn di pintu masuk kawasan Bromo Tengger Semeru (BTS), petugas jaga mempersilahkan semua warga yang datang untuk masuk.

Para pelaku wisata di kawasan Bromo sendiri, Kabupaten Probolinggo masuk level 2 dalam penerapan PPKM. Artinya, destinasi wisata sudah boleh dibuka. Hal tersebut disambut baik para pelaku usaha wisata di kawasan Bromo. Hampir semua pelaku usaha wisata pun mulai buka kembali.

Walaupun sejatinya, hotel-hotel sudah boleh buka dan menerima pengunjung bermalam. Hanya saja, hampir tidak ada pengunjung yang bermalam. Persiapan misalnya terlihat di Hotel Bromo Permai. Di sini, sejumlah pekerja hotel sejak (9/9) sedang bersih-bersih. Mereka juga memastikan kesiapan prokes saat ada pengunjung yang datang ke hotel. Mengingat, sudah lama destinasi wisata kawasan Bromo ditutup dan hotel tidak ada pengunjungnya.

“Kami bersih-bersih hotel ini. Sebab, wisata Bromo dibuka. Sekarang Kabupaten Probolinggo kan sudah masuk level 2,” kata Heri, salah satu petugas hotel Bromo Permai Sukapura, Minggu (12/9) malam.

Heri mengatakan, persiapan untuk pembukaan hotel dan wisata Bromo sudah dilakukan. Semua pekerja di hotel sudah divaksin. Fasilitas prokes juga sudah disiapkan dan diterapkan pada semua pekerja hotel dan pengunjung.

“Fasilitas prokes sudah siap. Ada cuci tangan dan hand sanitizer. Saya dan semua pekerja hotel sudah divaksin juga,” akunya.

Choirul Umam, salah satu pelaku usaha jip Bromo mengatakan, pelaku wisata di kawasan Bromo Sukapura sudah siap mengikuti aturan prokes untuk pembukaan wisata. Bahkan, semua pelaku usaha wisata sudah divaksin. Sebab, semua pelaku usaha wisata tidak ingin tertular Covid-19. Juga ingin memastikan kenyamanan pengunjung wisata yang menggunakan jasanya.

“Kami pelaku usaha jip Bromo sudah divaksin semua. Kami juga siap menerapkan prokes ketat selama wisata dibuka. Ini bahkan sudah kami siapkan jauh hari sebelumnya. Jadi pas wisata dibuka, kami sudah siap,” tegasnya.

Ketua PHRI Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaludin mengatakan, kebijakan Plt Bupati membuka semua destinasi wisata lokal menjadi angin segar bagi PHRI (pengusaha hotel). Selama ini, hotel dan restoran sudah mati suri. Ekonomi makin sulit, usaha makin terjepit, tagihan makin melilit. Padahal, dari pelaku usaha sudah siap menerapkan prokes ketat.

“PPKM ini kan pembatasan, bukan larangan. Karena itu, kami sudah menyiapkan semua aturan prokes. Dengan pembukaan wisata, kami sangat senang. Dengan dibukanya wisata, bisa melanjutkan ruang pemasukan usaha kami ini,” ungkapnya.

Supoyo, sesepuh tokoh Tengger di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura mengatakan, masyarakat di kawasan Bromo dan pelaku usaha wisata sudah siap dengan pembukaan wisata ini. Bahkan, semua pelaku wisata sudah divaksin.

Termasuk warga Ngadisari yang merupakan kawasan wisata, 100 persen warganya sudah divaksin. Kemudian, masyarakat desa-desa sekitarnya sudah 70 persen. Karena itu, warga di sekitar kawasan wisata Bromo sudah siap membuka lagi tempat wisata. Bahkan, sudah siap menerapkan prokes dengan ketat.

“Masyarakat dan pelaku wisata siap mengikuti aturan dari pemerintah. Jika wisata dibuka, kami siap untuk mengikuti aturan prokes ketat. Vaksinasi juga sudah semua,” terangnya.

Kepala Seksi Wilayah I TNBTS, Sarmin mengatakan wisata kawasan Bromo dibuka dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Pelaku jasa wisata dan pengunjung wajib menaatinya.”Benar, wisata alam kawasan TNBTS via Kabupaten Probolinggo sudah dibuka,” katanya, Senin (13/9).

Kepala Subbagian Data, Evaluasi Laporan dam Hubungan Masyarakat Balai Besar TNBTS, Sarif Hidayat menyebut ada tiga view point kawasan wisata Bromo di wilayah Kabupaten Probolinggo yang dibuka. Yakni, Mentigen dengan kuota pengunjung 55 orang, serta Lautan Pasir dan Savana Teletubbies dengan kuota 319 pengunjung.

“Kapasitas pengunjung maksimal hanya 25 persen dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Lalu wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi,” jelasnya.

Ia melanjutkan, pemesanan tiket masuk juga dilakukan secara daring melalui https://bookingbromo.bromotenggersemeru.org/. Tambahnya.(Wap)

Tags: