Pelatihan Industri Olahraga, Peluang Masih Terbuka dan Kompetitor Sedikit

Salah satu peserta Pendidikan dan Pelatihan SDM Tenaga Teknis Produk Barang Industri Olahraga, Haruma menjahit bahan untuk body protector. [wawan triyanto]

Surabaya, Bhirawa
Terbukanya peluang usaha di bidang industri olahraga membuat para peserta Pendidikan dan Pelatihan SDM Tenaga Teknis Produk Barang Industri Olahraga mulai tertarik untuk menekuni bidang tersebut.
Kegiatan yang digelar oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) 22-29 April di Surabaya itu dikuti oleh 75 pemuda Jatim.
Sebagian besar peserta memang sudah memiliki usaha dari mulai menjahit baju, sablon hingga berjualan produk secara online. Mereka selama seminggu mengikuti Diklat untuk membuat peralatan olahraga yakni Shuttlecocks dan body protector.
Salah satu peserta pelatihan Haruma mengaku tertarik untuk membuka usaha di bidang olahraga. Apalagi ia sudah memiliki usaha menjahit baju, sehingga tidak begitu kesulitan untuk membuat body protector.
“Kalau membuat body protector cukup mudah karena saya bisa menjahit, namun saya masih kesulitan untuk soal bahannya,” kata wanita asal Kota Gresik ini, Kamis (25/4).
Ia juga mengaku tertarik membuat body protector karena usaha ini selaras dengan usahanya membuat baju pengantin yang sama-sama menggunakan mesin jahit.
Selain itu ia juga melihat peluang bisnis di bidang industri olahraga cukup terbuka. “Saya berminat sekali, tapi masih harus banyak belajar terutama mengenal bahan,” kata wanita berhijab itu.
Ditemui ditempat yang sama, Iqbal mengaku baru mengenal bisnis industri olahraga, sebab selama ini ia bersama kakaknya membuka usaha sablon untuk kaos. “Saya berminat namun masih harus belajar terutama mengenai pemasaran,” katanya.
Sementara itu salah satu pembicara yang juga pengusaha body protector, Lorensius menjelaskan, peluang usaha di bidang olahraga sangat terbuka, contohnya pembuatan body protector.
Sebab body protector selalu dipakai saat bertanding oleh cabang olahraga beladiri seperti taekwondo, pencak silat, karate, tarung derajat dan lainnya. “Memang ukuran maupun bahan berbeda, namun polanya tetap sama,” katanya. [wwn]

Tags: