Pelecehan Seksual Terjadi di Dunia Pendidikan Jombang

Orang tua wali murid SMK Perikanan dan Kelautan Az Zoemar menunjukkan bukti laporan polisi terkait dugaan kasus pelecehan yang di lakukan oknum ketua yayasan sekolah tersebut, Rabu (14/02). [Arif Yulianto]

(Lima Siswi Jadi Korban Ketua Yayasan Lagi)

Jombang, Bhirawa
Dugaan pelecehan seksual di dunia pendidikan di Kabupaten Jombang, terjadi lagi. Setelah hangat diberitakan tentang adanya dugaan pelecehaan oleh oknum guru kepada puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Jombang beberapa hari yang lalu, kini dugaan adanya kasus serupa juga terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Perikanan dan Kelautan Al Zoemar di Kabupaten Jombang.
Diduga, di sekolah tersebut terjadi pelecehan terhadap lima siswi pelajar sekolah itu oleh oknum ketua yayasan yang menaungi sekolah tersebut. Hal itu seperti dikatakan beberapa siswi kepada sejumlah wartawan, Rabu pagi (14/02).
“Waktu ada MOS, waktu itu saya tidak ikut. Saya lagi sakit perut. Saya didatangi ke kamar, di tanya oleh ketua yayasan, Haji IS. Harusnya yang diperiksa kan perut, tapi kenapa yang di pegang kok payudara saya. Akhirnya saya berontak, pintu saya tutup,” tutur GL, siswi kelas III TPHP, sekolah setempat.
Siswi lainnya, JE yang duduk di kelas III di sekolah itu menambahkan, dirinya mengalami pelecehan sebanyak tiga kali oleh oknum ketua yayasan sekolah tersebut, H. IS. Pelecehan yang dilakukan pelaku saat di sebuah kolam pancing di daerah Geneng, Jombang.
“Yang pertama di kolam pancing desa Geneng. Waktu itu saya selesai mandi, lalu naik ke atas. Waktu itu saya dipanggil untuk membantu masak di bawah. Di tangga bagian payudara saya yang kiri dan kewanitaan saya dipegang. Terus saya mau teriak, mulut saya dibungkam,” tutur JE sambil menangis saat di wawancarai sejumlah wartawan.
Tak hanya itu, JE mengaku diancam akan di keluarkan dari sekolah jika ia membocorkan aksi cabul yang dilakukan Haji IS kepadanya. Para siswi korban pelecehan tersebut ingin agar pelaku di berikan ganjaran setimpal oleh penegak hukum. Mereka pun mengatakan sudah melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Salah seorang orang tua siswi yang mengalami pelecehan mengaku tidak terima atas aksi pelecehan Haji IS kepada anaknya.
“Nggak terima mas. Saya tahu perjuangan anak saya bersama teman-temannya, jauh dari orang tua,” kata J, asal Desa Grobogan, Mojowarno, Jombang.
Di konfirmasi terkait hal ini, Haji IS tidak mengakui perbuatannya. Ia mengatakan apa yang di lakukan seperti halnya yang di lakukan orang tua terhadap anaknya. Ia pun mengaku siap di periksa oleh polisi terkait persoalan ini.
“Silahkan, nanti kita kan ke sana, apa perbuatan saya, ya namanya seperti anak lah. Kalau itu pelecehan, wong itu namanya anak-anak kok,” ungkap Haji IS.
Sementara itu Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Gatot Setyo Budi yang di konfirmasi kebenaran adanya dugaan pelecehan dan pelaporan masalah ini ke Polres Jombang menjelaskan, awalnya, orang tua siswa melakukan koordinasi dengan pihaknya karena murid-murid di sekolah tersebut terancam tidak bisa mengikuti Ujian Nasional (Unas).
“Tapi kemudian datang lagi ternyata datang lagi, dan melaporkan masalah pelecehan . Dugaan pelecehan itu dilakukan pada tahun 2016, namun tetap kita tampung laporannya, dan langkah selanjutnya kita akan lakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi,” terang Kasateskrim Polres Jombang. [rif]

Tags: