Pelestarian Adat Perkawinan Ujung Tombak Bentengi Budaya Indonesia

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim, Arumi Arumi Emil Dardak saat memukul gong sebagai tanda di bukanya Pameran Mitra Pernikahan Indonesia yang digelar oleh Mitra Flower Decoration di Dyandra Convention Hall Surabaya. [Achmad tauriq/bhirawa

Surabaya, Bhirawa
Pelestarian warisan budaya Nusantara , menjadi kebanggaan nasional dan memperkokoh jati diri bangsa. Salah satunya prosesi perkawinan yang mengusung tema budaya atau adat Nusantara.
Namun belakangan ini budaya nusantara tersebut mengalami pergeseran dan membuat eksistensi budaya Nusantara mengalami kemerosotan.Untuk itu di perlukan sebuah edukasi kepada masyarakat bahwa dengan melestarikan adat Nusantara ini tidak kalah dengan budaya asing.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim, Arumi Arumi Emil Dardak dalam ajang pameran ‘Mitra Pernikahan Indonesia’ yang digelar Mitra Flower Decoration mengungkapkan dengan digelarnya pameran ini akan menjadi ujung tombak dalam membentengi budaya Indonesia terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia.
“Kami selaku Dekranasda sangat mengapresiasi dan siap menjadi fasilitator terhadap semua kerajinan maupun vendor-vendor yang ingin menggelar acara yang bertemakan budaya atau adat istiada nusantara seperti di pameran ini,” terangnya, Minggu (19/5).
Arumi menambahkan kemajuan suatu bangsa sangatlah ditentukan oleh kreativitas bangsa itu dalam mengelola potensi sumber daya yang dimilikinya serta memanfaatkan kesempatan yang ada. “Semakin besar keanekaragaman akar budaya suatu bangsa maka semakin besar pula potensi kreativitas yang terdapat di bangsa itu sendiri dan semakin besar pula pontesinya untuk maju dalam persaingan global,” jelasnya.
Sementara di Jawa Timur sendiri ada 38 Kab/Kota ini memiliki cri khas masing-masing namun semuanya dijadikan satu sehingga biasa di sebut menjadi budaya Jawa Timur. “Kalau bukan kita yang saling bergandengan tangan untuk menjaga bisa tergerus oleh persaingan global. Apalagi dengan pakaian perkawinan yang kita miliki ini menjadi warisan budaya yang sangat luar biasa dan tidak dimiliki oleh negara lain. Karena pengantian negara luar seperti Eropa kebanyakan menggunakan pakaian Internasional,” ujarnya.
Ketua Penyelenggara MPI Sumitro mengatakan, budaya pernikahan di Indonesia memiliki ciri khas yang sangat bernilai. Dirinya berharap agar budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia tidak hilang dan bahkan musnah. Oleh karena itu, perkumpulan vendor pernikahan memberikan edukasi akan pentingnya budaya bangsa.
“Edukasi ini dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan kepada vendor baru agar lebih memahami arti budaya dari setiap pernikahan di Indonesia. Adapun visi dan misi kami di pameran ini adalah menjadi salah satu pameran tahunan wedding bertaraf Nasional yang ke depannya dapat menjadi icon pameran baru khususnya di Jawa Timur, mengenalkan keanekaragaman budaya Indonesia pada umumnya serta Jawa pada khususnya,” pungkasnya.
Selian itu Sumitro juga ingin membantu promosi budaya lokal terutama vendor-vendor potensial pendukung acara pernikahan di Surabaya. “Untuk menciptakan citra positif Kota Surabaya sebagai kota yang menghargai budaya tradisional dan budaya lokal khususnya yang mengakomodir keanekaragaman budaya Nusantara dan sebagai acara / media pemersatu antar pemerintah daerah untuk mempromosikan destinasi masing-masing,” kata Sumitro.
Sementara itu, Ketua Himpunan Perusahaan Penata Tata Acara Indonesia (Hastana), Agus Budi Sentosa mengungkapkan, acara tersebut merupakan puncak tradisional elegan. “Dimana Pak Sumitro mulai mengajak kami untuk bersama-sama membuat dan menggelar kegiatan Mitra Pernikahan Indonesia ini sebagai wujud ucap terima kasih kepada para pemangku adat, para perias, MC tradisional dan akhirnya dihadiahi oleh Pak Mitro secara personal dengan adanya pameran semegah ini,” tandasnya.
Agus juga menginformasikan bahwa acara tersebut tidak hanya berhenti di sini, tetapi juga ada gelaran pernikahan tradisional. “Di mana kita akan menginformasikan pada masyarakat dan memberikan edukasi-edukasi, gelaran tradisional yang akan kita kemas di acara adat Surakarta beserta narasinya,” ujarnya.
Dalam Wedding Organization (WO) Nasional ini, dalam acara ini juga ingin memberikan edukasi bahwa tradisional itu adalah elegan dan tidak kuno karena dipergerakan dengan step by step acara, banyak dan harapan yang besar. “Itu yang mungkin belum diketahu teman-teman muda atau calon pengantin. Jika mereka tahu, pasti akan mencari tradisional,” katanya.
Sementara di pameran ‘Mitra Pernikahan Indonesia’ ini dilaksanakan selama 3 hari dengan diikuti oleh 80 Vendor pernikahan. Acara pameran ini akan diisi dengan berbagai kegiatan yakni menampilkan karya dekorasi wedding terbaik dari vendor ternama, fashion Show pengantin Tradisional dan Pengantin Hijab, Pertunjukan seni & budaya Nusantara khususnya Jawa, Menampilkan produk-produk unggulannya di bidang kecantikan, kebutuhan pernikahan dan fasilitas pendukung pernikahan lainnya dan B2B Vendor Wedding. [riq]

Tags: