Pelindo III Salurkan Dana Bantuan Rp 1,3 Miliar di Jatim

Direktur Teknik dan TIK Husein Latief memberikan sambutan.

Direktur Teknik dan TIK Husein Latief memberikan sambutan.

Surabaya, Bhirawa
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) menyalurkan dana bantuan Program Bina Lingkungan Tahap II sebesar Rp 1,3 miliar, di Surabaya, Jatim, Selasa (3/5) kemarin. Sebelumnya pada tahap I BUMN kepelabuhanan tersebut telah menyerahkan senilai Rp 881 juta, sedangkan untuk tahap III akan dicairkan pada kuartal akhir tahun ini.
“Dana hibah diterima oleh 72 obyek penerima yang terbagi dalam empat kategori, yakni sarana peribadatan, pendidikan, pengentasan kemiskinan, serta sarana dan prasarana. Sejumlah 28 penerima berlokasi di Kota Surabaya dan 44 lainnya berada pada berbagai wilayah di Provinsi Jatim,” kata Sekretaris Perusahaan Pelindo III Yon Irawan yang bersama Asisten III Pemkot Surabaya Hidayat Syah, menyerahkan bantuan secara simbolis.
Yon menjelaskan, sejak tahun 1996, Pelindo III sudah rutin menyalurkan bantuan kepada masyarakat melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Sesuai peraturan, obyek penerima diutamakan yaitu masyarakat yang berada di wilayah kerja Pelindo III yang mengelola 43 pelabuhan di tujuh provinsi. Di Provinsi Jatim, Pelindo III mengelola Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Gresik di Gresik, Tanjung Tembaga di Probolinggo, Tanjung Wangi di Banyuwangi, dan Pelabuhan Kalianget di Sumenep. Penyaluran tahap II tersebut juga termasuk dana CSR (corporate social responsibility) dari anak usaha Pelindo III, Terminal Teluk Lamong, senilai Rp 310 juta.
“Pelindo III yang konsisten meningkatkan integrasi logistik di Tanah Air melalui kinerja pelabuhan yang profesional, juga berkomitmen agar masyarakat dapat merasakan manfaat bisnisnya. Salah satunya dengan turut bersinergi bersama pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Hal tersebut seperti yang diceritakan salah satu penerima, Sabar Swastono, pegiat wisata dari kampung binaan Pelindo III, Kampung Lawas Maspati di Surabaya. Ketika menjadi ketua RW, ia mengajukan proposal ke sejumlah BUMN untuk membangun ruang serba guna sebagai tempat bagi warga kampung untuk berkumpul. “Karena lama tidak mendapat jawaban, saya sempat menganggap bahwa BUMN ini tidak sesuai fungsinya untuk mensejahterakan masyarakat. Hingga akhirnya Pelindo III datang mensurvei, memverifikasi, dan akhirnya membangun fasilitas tersebut,” ungkapnya.
Sabar melanjutkan, begitu merasakan telah menerima bantuan. Warga sempat terpikir untuk kembali mengajukan berbagai proposal bantuan lainnya. Hingga akhirnya tim dari Pelindo III meluruskan pemikirannya. Bahwa bantuan yang diberikan BUMN harus bergulir dari satu penerima ke penerima lain yang juga membutuhkan. “Kemudian warga kampung bersama Pelindo III mengembangkan lingkungan kami yang memiliki sejumlah bangunan bersejarah, untuk menjadi destinasi wisata baru di Surabaya, Kampung Lawas Maspati. Sehingga kelak warga bisa memiliki pendapatan yang berkelanjutan dari usahanya sendiri,” cerita Sabar.
Direktur Teknik dan TIK Pelindo III, Husein Latief, yang di tengah acara hadir dan menyapa para penerima bantuan, membenarkan apa yang disampaikan Sabar. Pelindo III mengelola dana bantuannya agar bisa memberikan multiplier effect (manfaat yang berkelanjutan). “Untuk itu dana yang disalurkan akan terus dipantau, untuk dikembangkan sehingga memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Selain itu juga supaya pemberian bantuan ini dapat bernilai amalan yang ‘fastabiqul khairat’ atau menginspirasi pihak lain agar juga berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan,” jelasnya.
Hidayat Syah sebagai perwakilan Pemerintah Kota Surabaya dalam sambutannya, melihat Pelindo III sebagai mitra yang baik. “Pelindo III terus bersinergi bersama pemerintah. Bahkan juga akan membantu pembangunan monumen lambang kota (patung ikan sura bertarung dengan buaya di daerah Bulak). Sudah saatnya kita menata Surabaya dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk dana CSR/PKBL perusahaan-perusahaan agar tepat sasaran,” jelasnya. [ma]

Tags: