Pelindo IIl Layani Curah Kering Taraf Internasional

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Inovasi Pelindo III melalui anak perusahaan PT Terminal Teluk Lamong dalam membangun terminal semi – otomatis dan ramah lingkungan terus terbukti eksistensinya melalui kapal – kapal asing yang terus berdatangan. Setelah sukses dengan bisnis peti kemas, kini curah kering berkapasitas tinggi menjadi primadona.
Pada pembangunan tahap II, Terminal Teluk Lamong telah menyelesaikan pembuatan dermaga curah kering beserta fasilitasnya. Uji coba peralatan dan fasilitas curah kering telah dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2017 lalu dengan kedatangan kapal MV Giorgis bermuatan kedelai. Pelayanan perdana curah kering secara lengkap dan komersial Terminal Teluk Lamong dimulai pada hari Kamis (13/4).
Kapal MV Palona berbendera Hongkong, merupakan kapal pertama yang melakukan pelayanan curah kering dengan fasilitas dan peralatan lengkap di Terminal Teluk Lamong. Kapal berjenis Panamax tersebut memiliki panjang 229 m dan lebar 32.26 m sehingga membutuhkan kedalaman ±10 LWS. MV Palona bermuatan kedelai dan melakukan bongkar sebanyak 30.262 ton.
Demi memberikan pelayanan curah kering bertaraf internasional, Terminal Teluk Lamong memiliki fasilitas dan peralatan canggih dan ramah lingkungan. 2 unit Grab Ship Unloader (GSU) berkapasitas 2000 ton/jam menjadi andalan operasional curah dilengkapi dengan 2 jalur conveyor sepanjang 1,3 km yang terhubung langsung dengan silo dan gudang seluas 10Ha. Berdasarkan perhitungan, kapal MV Palona bermuatan 30.262 ton dapat diselesaikan dalam waktu 20 jam.
Direktur operasi Terminal Teluk Lamong, Rumaji, bersama staff khusus Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak menyaksikan secara langsung proses operasional bongkar kedelai asal USA tersebut. “Uji coba full facilities ini menandakan bahwa Teluk Lamong sudah sangat siap melayani kapal-kapal curah kering, berkapasitas besar. Tim Otoritas bisa melihat langsung kapasitas kami, dan harapannya, ini bisa segera keluar Ijin Operasi nya “, Ujar Rumaji, Minggu (16/4).
Kapasitas gudang penyimpanan di lahan curah kering Terminal Teluk Lamong mampu menampung 120.000 ton, sedangkan silo dapat menyimpan hingga 80.000 ton komoditi pangan sehingga total kapasitas gudang penumpukan sebesar 200.000 ton. Komoditi pangan yang dapat disimpan di silo berupa butiran seperti kedelai, jagung, beras, dll. Gudang penumpukan digunakan untuk menyimpan komoditi berupa serbuk seperti soya bean meal (SBM), raw sugar, dan lainnya. [ma]

Tags: