Pemain Arema Cronus Beri Gaji 25 Persen

Arema CronusKota Malang, Bhirawa
Para pemain Arema Cronus Indonesia Malang diberi tunjangan sebesar 25 persen dari nominal gaji yang mereka terima setiap bulan ketika masih menjalani kompetisi dan belum ada pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi.
CEO Arema Iwan Budianto, Selasa mengemukakan dirinya sudah bertemu langsung dengan pemain dan menyampaikan kondisi yang sebenarnya sekaligus menawarkan keputusan terkait kontrak dan gaji mereka. “Pemain menyanggupi dan setuju dengan opsi (kebijakan) yang ditawarkan manajemen, termasuk pemain asing,” ujarnya.
Manajemen bertemu dengan para pemain Arema Sabtu (16/5). Manajemen menyampaikan kontrak pemain otomatis putus pada 2 Mei lalu dan sesuai surat PSSI, kewajiban sebelum 2 Mei harus ditanggung manajemen dan sudah diselesaikan seluruhnya.
Menurut Iwan, meski kontrak pemain sudah putus, bukan berarti tim bubar. Pemain masih tetap harus menjalani latihan dan kini sedang mempersiapkan turnamen pramusim dan tetap menerima tunjangan sebesar 25 persen dari gaji yang mereka terima setiap bulan selama kompetisi berlangsung.
Ia mencontohkan jika seorang pemain menerima gaji Rp10 juta setiap bulan, tunjangan yang mereka terima selama belum adanya kompetisi resmi, pemain bersangkutan bakal menerima tunjangan sebesar Rp2,5 juta per bulan. Dan, tunjangan tersebut diberikan sampai ada kompetisi resmi bergulir lagi.
Namun demikian, lanjutnya, manajemen tetap mewajibkan pemain mengikuti semua pertandingan yang diatur manajemen, apapun namanya, menggunakan kendaraan apapun dan bermain dimananapun.
Semetara itu pelatih Arema, Suharno mengaku menyerahkan sepenuhnya pada pemain dan menajemen. “Memang sudah ada pertemuan, perkara kesepakatannya 25 persen atau satu persen terserah, bagi saya sekarang kosentrasi latihan dan mempersiapkan diri dengan baik untuk menjalani pertandingan,” katanya.
Sebelum ada pertemuan dengan pemain, manajemen Arema menggelar pertemuan dengan tim pelatih dan hasilnya, tim kembali berlatih untuk mempersiapkan kompetisi. Hanya saja, pertemuan dengan pemain dilakukan tertutup, bahkan pertemuan yang rencana digelar Senin (18/5) sudah dilakukan Sabtu (16/5).
Sejak kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2015 dihentikan dan PSSI dibekukan oleh Menpora, sirkuasi ekonomi di lingkar sepak bola terhenti, termasuk nasib pemain dan pelatih yang tidak menentu. [mut.ant]

Tags: