Pemain dan Manager Dharaka Sindo FC Minta Maaf

Manager Dharaka Sindo FC Lettu Suyanto saat menyampaikan permintaan maaf kepada wartawan beritajatim.com Oryza A Wirawan di RS. Jember Klinik, Kamis malam (5/7/2018)

(Oryza: Kalian Saya Maafkan, Tapi Untuk Mencabut Laporan Saya Minta Maaf)

Jember, Bhirawa
Pemain dan manager Dharaka Sindo FC rame-rame besuk Oryza A Wirawan jurnalis beritajatim.com korban pengeroyokan yang berbaring di RS. Jember Klinik, Kamis (5/7/2018) malam.
Manager Sindo Dharaka Lettu Suyanto mengatakan, kehadirannya ingin menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa pengeroyokan yang membuat wartawan senior ini harus menjalani perawatan medis akibat ulah brutal pemain Dharaka Sindo kontra Persid Jember dalam Liga III PSSI, Rabu (4/7/2018).
“Maksud kedatangan kami, dalam rangka meminta maaf sebesar-besarnya, kepada Pak Ryza (Oryza, red), dan keluarga. Tidak ada maksud lain, hanya ingin menjalin kekeluargaan,” ujar Suyanto.
Mendengar permintaan maaf dari Suyanto, Oryza yang saat dikeroyok di depan anaknya hanya terdiam. Namun tak lama kemudian dia pegang tangan Suyanto dan berbisik sambil sesenggukan karena tidak dapat menahan emosinya.
“Waktu sampean gepuki aku koyok maling nang ngareppe anakku! Aku ngadepi institusine sampeyan. Aku ngadepi tekan Jakarta. Tapi gawe opo tak lakoni? Gawe opo aku lakoni? Karena aku gak ono sing kenal sampeyan-sampean. Ditakoni polisi, opo ono sing kenal? Tapi opo’o sampeyan perlakukno aku koyok maling? (Tetapi waktu kalian mukuli saya seperti pencuri di depan anakku! Saya menghadapi institusi kalian, sampai ke Jakarta. Buat apa saya lakukan itu? Karena saya tidak ada yang kenal kalian, saat ditanyai polisi, apa ada yang kenal? Kenapa kalian memperlakukan saya seperti pencuri?),” ucap Oryza pelan sambil sesengukan.
Suasana semakin haru saat Neo anak Oryza tiba-tiba berdiri disamping tempat tidur sambil menangis karena tidak tega melihat kondisi ayahnya.
Oryza juga mengatakan, dirinya tidak meminta para pemain klub sepak bola itu untuk mengakui aksi brutal pengeroyokan yang dilakukan padanya.“ Aku ijenan ae kalah karo sampean kabeh. Ga perlu dikroyok mesti kalahe. Sampeyan roto-roto wis terlatih. Pemain bal-balan, onok sing tentara, aku jelas gak ono apa-apane. Aku karo anakku yo wedi karo sampeyan (Aku sendiran saja kalah musuh kalian semua. Tidak perlu dikroyok mesti kalah. Kalian rata-rata terlatih. Pemain sepak bola, ada yang tentara, saya jelas tidak ada apa-apanya. Saya dan anak saya takut dengan kalian),” lanjut Oryza penuh emosi.
Dalam kesempatan itu, secara tegas Oryza menerima semua permintaan maaf manajemen dan para pemain kesebelasan milik Brigif 9 Kostrad Jember. Namun Oryza menyampaikan dirinya tidak bisa melakukan jika disuruh mencabut laporan polisi.
“Sampean kabeh tak sepurani, tapi lek kon nyabut laporan aku ndak iso. Sepurane aku, sepurane, ben pelakune ngerasakne yaopo sing aku rasakan. Misale sampeyan dadi bapak, digepuk’i nang ngareppe anak’e? Ya opo rasane anak’e iku. Ben perkoro iki dadi pelajaran gawe sampean kabeh (Kalian semua saya maafkan, tapi kalau untuk mencabut laporan saya tidak bisa. Maafkan saya, maafkan, biar pelakunya merasakan apa yang saya rasakan. Misalnya kalian jadi seorang ayah, dipukuli di hadapan anaknya? Bagaimana perasaan anak itu). Biar perkara ini bisa jadi pelajaran kalian semua,”katanya.
Polisi Kantongi Bukti Video Baru
Sementara, Polres Jember mengaku telah mengantongi bukti video baru, selain video yang sudah viral. Kini polisi masih meminta keterangan dari saksi yang terekam dalam video tersebut. ” Video didapatkan dan panita pelaksana (panpel) pertandingan sepak bola itu. Saat ini masih dilakukan tahapan penyelidikan lebih mendalam. Karena videonya lebih jelas,” ujar Kasat Reskrim Polres Jember AKP Erick Pradana, Jum’at (6/7/2018).
Video pertandingan tersebut, kata Erick, lebih jelas menunjukkan wajah-wajah dari pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap Oryza. Sehingga untuk mengenali wajah pelaku lebih mudah, dan dipastikan proses penyelidikan akan lebih cepat selesai.
“Kalau yang kemarin (video yang beredar di masyarakat) belum jelas. Jadi masih didalami lagi penyelidikan,” tukasnya.
Erick mengaku ada 11 orang yang sudah dimintai keterangan terkait insiden ini. “Terdiri dari pemain, pelatih satu orang, dan beberapa saksi lain yang ada disekitar lokasi.Termasuk pihak Askab PSSI, dan dari pihak panpel,” ungkapnya. Kasat mengaku belum menetapkan tersangka. “Karena masih saling mengaitkan keterangan (saksi) yang satu dengan yang lain, jika ada yang identik, kita akan konfrontir,” tandasnya pula.(efi)

Tags: