Pemasangan Pipa Gas Banyu Urip Kidul Membahayakan

3-gat(Instalasi ke Meteran Rumah Asal Pasang)
Surabaya, Bhirawa
Warga RW.7 Banyu Urip Lor, Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan mengeluhkan pemasangan pipa gas di dalam perkampungan padat penduduk tersebut. Melihat kondisi di lapanan, warga menilai jika pekerja proyek terkesan asal-asalan dalam melakukan pekerjaan. Diduga, kontraktornya tak profesional. Terbukti banyak pekerjaan yang terlihat asal dan amburadul.
Akibat tak profesionalnya sang kontraktor, banyak ditemukan pekerjaan terbengkalai. Mulai dari minimnya pekerja yang diterjunkan hingga terlihat pekerjaan mangkrak, tumpukan tanah bekas galian dibiarkan berserakan, sampai pemasangan kembali paving bekas digali asal pasang.
“Sampeyan lihat sendiri, paving kita dulu tidak seperti ini. Sekarang yang terlihat berantakan sekali. Tidak rata, ambles sana-sini. Kesannya, kontraktornya sepertinya asal-asalan Mas,” ujar warga kampung Banyu Urip Lor III mengaku bernama Andi, Rabu (27/7) sore.
Kondisi bekas galian yang dibiarkan sejak seminggu lalu, harus membuat warga resah. Selain berdebu jika panas, sudah pasti becek jika hujan sudah mulai turun. Warga tak memungkiri, jika sangat membutuhkan pemasangan pipa gas yang langsung masuk ke dalam rumah-rumah warga. Namun kenyataanya, banyak ditemukan pekerjaan tak sesuai.
“Sudah ada seminggu ini, tumpukan tanah bekas galian dibiarkan berserakan seperti ini. Sekarang saja, sampeyan lihat mana ada pekerjanya. Ditinggal begitu saja. Kalau seperti ini terus, warga yang harus dikorbankan,” keluhnya.
Pantauan Memorandum di lokasi, menurut warga jika pekerjaan ini sudah berjalan 1,5 bulan , dan masih berlangsung smpai hari ini. Baru masuk gang, sudah terlihat pipa warna kuning menjadikan gang menjadi sempit. Ketika masuk lebih dalam lagi, tumpukan tanah galian berserakan di depan rumah warga.
Belum lagi pemasangan kembali paving oleh pekerja, banyak yang terlihat ambles di sana-sini. Pipa kecil yang masuk ke rumah warga, yang semestinya tidak terlihat dan harus ditanam lebih dalam, menyembul ke atas. Sehingga kondisi pipa dapat dilihat. Kondisi inilah yang belakangan menjadi kekahawatiran bagio warga, terutama menyangkut masalah keselamatan jika pipa bocor.
“Safety-nya tidak diperhatikan. Pipanya bisa dilihat, karena memang tidak ditanam dalam-dalam. Pipa yang masuk ke rumah, hanya ditutup dengan paving. Ada juga pipa yang masuk ke meteran, nekuk. Ini kan berbahaya,” sambung warga lainnya.
Camat Sawahan, Muhammad Yunus saat dikonfirmasi membenarkan jika di kampung tersebut ada pemasangan instalasi pipa gas ke rumah-rumah warga.
“Memang benar ada program itu, kerjasama antara Pemkot Surabaya dengan perusahaan Pipa Gas Negara atau PGN. Tapi secara teknis di lapangan kita tidak tahu. Semua yang melaksanan kan di lapanagan rekanan PGN. Mungkin secara teknis pelaksana di lapangan bias ditanyakan ke PGN, karena saya tidak mungkin secara teknis tidak paham,” ujar Yunus, kemarin.
Pihaknya sangat berterima kasih dengan adanya masukan atas pekerjaan ini.
“Saya sangat berterima kasih diberi masukan. Nantinya akan kita tindaklanjuti dengan menanyakan langsung ke PGN,” imbuh mantan Sekretaris Kecamatan Tambaksari ini. [gat]

Tags: