Pembangunan Drainase Sidoarjo Perlu Dievaluasi

Terlihat nekat warga melewati Jl. Kartini Sidoarjo yang tergenang air alias banjir. (achmad suprayogi/bhirawa)

Terlihat nekat warga melewati Jl. Kartini Sidoarjo yang tergenang air alias banjir. (achmad suprayogi/bhirawa)

Sidoarjo, Bhirawa
Hujan deras yang disertai angin terus mengguyur kawasan Sidoarjo. Selama itu pula kawasan Sidoarjo menjadi kawasan genangan air. Tak hanya di pedesaan, perkotaan Sidoarjo juga tak luput dari genangan air. Padahal, setiap tahunnya pemerintah mengganggarkan dana tak sedikit yang dikeluarkan dari APBD untuk perbaikan pembangunan infrastruktur.
Anggota Komisi C DPRD Sidoarjo, Juanasari, ditemui Selasa (9/2) mengaku akan melakukan evaluasi tekait perbaikan drainase yang selama ini menjadi fokus pemerintah dalam menanggulangi banjir.  ”Kami akan memanggil SKPD terkait untuk dilakukan evaluasi terkait banjir yang banyak menimbulkan persoalan di masyarakat. Tak hanya di desa-desa, perkotaan pun juga tak luput dari genangan banjir,” katanya.
Juanasari juga menjelaskan, persoalan banjir sangat rentan sekali menjadi persoalan yang serius. Setiap tahun pemerintah menganggarkan sejumlah dana yang besar untuk perbaikan pembangunan infrastruktur yang dikeluarkan melalui APBD. Sehingga genangan air yang masih mengancam perkotaan Sidoarjo perlu di evaluasi. ”Kalau sudah banjir begini, berarti ada masalah dengan salurannya. Makanya dalam waktu dekat, Komisi C akan panggil SKPD terkait,” tegasnya.
Sekedar diketahui, sejak Jumat (5/2) hingga Selasa (9/2) kemarin sekitar lima hari kawasan Sidoarjo diguyur hujan deras. Hujan deras yang disertai angin membuat sejumalah kawasan di daerah Sidoarjo tergenang banjir. Seperti yang terlihat di sejumlah tempat yakni di Jl KH Mukmin, Kwadengan, Kutuk, Jl Raden Patah, Jl Hang Tuah, Pasar Ikan, Kartini, Jl Malik Ibrahim, Perumahan Bumi Citra Fajar, Perumahan Taman Pinang Indah, Perumahan Jenggolo, hingga Pasar tradisional Buduran.  Bahkan, genangan air yang sebelumnya masih dinilai rendah berubah menjadi tinggi, seperti di kawasan Kwadengan. Bahkan tak sedikit pula genangan banjir masuk kedalam rumah warga.
Terpisah, Kepala Dinas PU Pengairan Sidoarjo, Ir Fatkhur Rochman juga mengatakan, kalau untuk mengantisipasi genangan air hingga banjir yang sudah dilakukan selama ini, difokuskan di tengah kota, seperti alun-alun dan perkotaan. Selain itu kami juga mewaspadai pada empat sungai besar, yakni Kali Pucang, Sidokare, Kemambang dan Kedunguling.
”Titik genangan di alun-alun dan perkotaan, karena wilayah itu terdapat empat sudah besar yang utama yakni sungai Pucang, Sidokare dan Kedunguling. Termasuk juga sungai Kumambang yang terletak di Buduran, jadi ada empat sungai itu yang harus diwaspadai,” katanya.
Menurutnya, bila terjadi curah hujan yang cukup tinggi, diatas 100 mm, sudah dipastikan saluran di sungai itu tak mampu. Caranya bagaimana, maka harus mengendalikan di dam-dam sungai besar itu. Makanya program dari pengairan akan membuat sudetan yang ada di Cemengbakalan.
”Sudetan itu fungsinya, mungkin di saluran Pucang tak mampu akan dibuang ke Kumambang. Karena Kumambang tak sama dengan saluran Pucang, terkadang kondisi airnya lebih rendah,” jelasnya.
Maka Dinas PU selalu siap siaga menangani masalah banjir. Karena sudah menjadi tugasnya, jadi harus selalu siap menangani apabila terjadi genangan air. Seluruh pegawai pengairan sudah dilengkapi sarana dan prasarana. Kapan mereka membutuhkan, maka semua sudah siaga.
Bahkan, Upaya untuk mengatasi terjadinya banjir yang melanda sebagian wilayah Sidoarjo setiap musim penghujan seperti sekarang ini. Pemkab Sidoarjo telah mendirikan Posko pengendali banjir, dengan tujuan agar masyarakat lebih mudah untuk menyampaikan keluhan masalah banjir yang ada di lingkungannya. [ach]

Tags: