Pembangunan Jembatan Ratna Masih Terganjal Bangunan dan Utilitas

Maket Jembatan Ratna, jembatan ini akan menghubungkan Jl Raya Ngagel dengan Jl Bengawan.

Surabaya, Bhirawa
Pembangunan Jembatan Ratna rupanya belum tuntas secara keseluruhan. Masih adanya bangunan yang berdiri dan utilitas menjadi salah satu penyebabnya. Dalam waktu dekat ini pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) juga bakal memberikan surat peringatan  pada pemilik bangunan.
Camat Wonokromo Tomi Ardiyanto menjelaskan bahwa bangunan nomor 141 A sampai saat ini belum bersedia membongkarnya sendiri. Hal ini dikarenakan pemilik bangunan atas nama Nurlena memiliki bukti-bukti kepemilikan tanah.
“Dia (Nurlena, red) tidak mau membongkarnya sendiri karena memiliki bukti-bukti kepemilikan tanah. Padahal setahu saya tanah itu tidak ada suratnya, karena tanahnya BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai),” katanya di ruang kerjanya, Selasa (18/7) kemarin.
Menurut Tomi, selain belum dibongkarnya bangunan ada juga papan reklame, kabel listrik, pohon, dan juga utilitas lainnya. Namun, lanjutnya, semua sudah dikomunikasikan dengan semua pihak dan mereka menyatakan siap membongkarnya.  “Untuk pihak PLN, pemilik reklame, rekan-rekan Dinas Kebersihan (DKRTH) sudah siap semuanya, ini masih proses. Nah untuk yang bangunan masih berupa surat peringatan tahap 2,” terangnya.
Terkait pembongkaran, lanjut Tomi, pihak BBWS sudah melakukan rapat teknis terkait pembongkaran bangunan yang masih berdiri. Dalam waktu dekat bakal dilakukan pembongkaran melalui beberapa tahapan. “Permohonan pembongkaran nantinya ke provinsi dulu baru ke Kota Surabaya. Secara teknisnya nanti melibatkan Pemkot Surabaya,” ujarnya.
Jembatan Ratna nantinya, kata Tomi, untuk memecah kepadatan lalu lintas di Jalan Bung Tomo. “Bu Wali (Tri Rismaharini) bilang nanti sekitar area situ diperbagus. Rencana ada wisata air dan bisa digunakan latihan atlet di sungai tersebut,” katanya.
Untuk diketahui, progres pembangunan Jembatan Ratna dibangun dengan anggaran CSR dari PT Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera. Jembatan ini akan menghubungkan Sungai Ngagel dari Jalan Ratna ke Jalan Bengawan sepanjang 36 meter dan lebar 19,4 meter.
Lebih lanjut Tomi menyebutkan, sesuai yang dikatakan Wali Kota Risma bahwa penyelesaian jalan tersebut kini harus dikebut lantaran kebutuhan ruas jalan di kawasan Dinoyo yang sudah semakin padat. Jembatan ini dibangun untuk memecah arus.
“Nanti ini jembatannya satu arah. Jadi berbagi dengan Jembatan BAT Dinoyo, nanti kita lihat Jembatan Ratna ke bagian arah yang ke barat atau ke timur,” ucap Risma.
Sebelumnya, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati mengatakan, pembongkaran satu persil tersebut akan segera dilakukan. Sebab surat pernyataan juga sudah dikantongi pemilik persil dan sudah pernah menerima ganti rugi.
“Pembayaran dilakukan pada 1995, tapi setahun setelahnya mengaku uangnya kurang dan tidak mau pindah. Tapi sudah kami jelaskan sampai ke presiden, sebentar lagi bisa segera dieksekusi,” ucap Erna. [geh]

Tags: