Pembangunan Mentok, Lahan Terbatas

A Mujib Affan MARS

A Mujib Affan MARS

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pengembangan fasilitas di Perpustakaan Daerah Jatim terkendala dengan  tidak ada lagi lahan untuk pengembangan.   Rencana pembuatan gedung sembilan lantai terpaksa dievaluasi karena tidak ada gedung pengganti yang memadai untuk menampung koleksi buku.
“Jika gedung lama dibongkar terus nasib koleksi buku dan arsip yang jumlahnya  cukup banyaknya itu  mau dikemanakan? Tentu  saja kami  sulit mencari gedung penggantinya. Kalau ini terjadi bagaimana nasib masyarakat yang ingin membaca? Hal ini yang akhirnya membuat kami mengevaluasi rencana tersebut,” kata Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Jatim drs A Mujib Affan MARS, Senin (24/3).
Gedung Perpustakaan Jatim yang terletak di jalan  Menur Pumpungan memang semakin menyempit. Dibatasi dua gedung tinggi milik  STIESIA Surabaya dan Hotel Sahid Gunawangsa  di kanan dan kirinya, membuat gedung Perpusda Jatim tak kelihatan menonjl.
Kondisi ini, kata Affan sangat tidak menguntungkan mengingat jumlah pengunjunga masyarakat di Perpustakaan Daerah Jatim semakin meningkat. Apa lagi  semakin banyaknya koleksi buku yang dimiliki Perpusda.
Sementara ini, kata  Affan, pihaknya akhirnya membuat terobosan berupa  membuat perpustakaan out door atau terbuka. Caranya, ada lahan yang sempit bisa dipakai untuk perpustakaan terbuka  dengan cara menggunakan tenda.
“Jadi sifatnya bukan permanen.  Jadi masyarakat nantinya bisa membaca di perpustakaan terbuka ini sambil  diiringi angin sepoi-sepoi. Moga-moga tahun ini bisa direalisasikan. Tapi sepertinya, juga akan mengalami hal yang sama jika pengunjung semakin bertambah,” katanya.
Di gedung depan Perpustakaan Jatim Jl Menur Pumpungan kini memang diatasnya sudah terpasang beberapa payung untuk melindungi sorotan matahari. Selain itu, ada beberapa pembenahan di dalam perpustakaan.
Saat ini, Perpustakaan Jatim setiap harinya menerima kunjungan sampai dengan seribu orang. Diprediksikan dari tahun ke tahun  terus mengalami peningkatan. “Padahal awalnya dulu jumlahnya 300 orang, namun seiring waktu masyarakat terutama pelajar, mahasiswa, dan akademisi lainnya yang mengetahui manfaat perpustakaan. Pastinya akan berkunjung di perpustakaan ini,” katanya.
Ia menambahkan saat ini  gedung perpustakaan sudah terasa sempit. Ini terjadi karena jumlah buku terus meningkat seiring dengan banyaknya buku terbitan baru. Sebab, jumlah koleksi buku di perpustakaan mencapai 98.000 judul buku. Padahal satu judul buku bisa  lebih dari 4 eksemplar jumlahnya.
Selain itu juga belum termasuk jumlah literatur, arsip,  majalah dan surat kabar. Namun di sisi lain luasan gedung  tidak semakin bertambah.
“Untuk mengatasi jumlah buku yang semakin bertambah, terpaksa setiap rak, kami isi hingga  5 sap/tingkat. Maka susunan bukunya semakin meninggi. Selain itu juga antar rak jaraknya terlalu dekat dan ini memang tidak ideal,” jelasnya.
Dengan kondisi itu, memang berdampak terhadap kenyamanan pengunjung. Sebab, pengunjung akan kesulitan ketika mengambil buku yang terletak ditingkat paling tinggi. Selain itu dengan dempetnya antar rak buku, membuat pengunjung tidak nyaman karena  akan berdesakan dengan pengunjung lainnya saat mencari buku.
Afan juga mengaku kalau pihaknya kini sedang mengkomunikasikan permasalahan tersebut ke Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi Jatim (Bappeprov) Jatim. Harapannya, ada lokasi yang strategis dan bagus dalam pembangunan perpustakaan Jatim. n [rac]

Rate this article!
Tags: