Pembangunan RS Covid-19 di Kabupaten Lamongan Mencapai 95 Persen

Bupati Fadeli didampingi Kapolres AKBP Harun dan Dandim 0812 Lamongan Letkol Inf Sidik Wiyono saat meninjau pembangunan RS Covid – 19 Lamongan.(Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan,Bhirawa
Kabupaten Lamongan, Jawa Timur memiliki angka tertinggi penularan Covid-19. Saat ini jumlah konfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Lamongan mencapai 87 orang, 14 diantaranya meninggal dunia dan 21 berhasil sembuh.
Sementara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 166 orang dengan rincihan, 59 orang dalam pengawasan, 89 orang selesai dan 18 orang meninggal dunia.
Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 464 orang, dengan rincian 85 orang dipantau, 377 orang selesai pemantauan dan 2 orang meningal dunia.
Melihat data itu,Rumah Sakit (RS) Covid-19 yang standar untuk menangani pasien Covid-19 menjadi hal sangat urgent untuk Kabupaten Lamongan.
Ditjen Cipta Karya KemenPUPR menargetkan 1 Juni pembangunan akan rampung dengan keelengkapan fasilitas ruang observasi dan isolasi.
Penambahan fasilitas ruang observasi dan isolasi RS ini, berdasarkan permintaan Bupati Lamongan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Terkini, proses pembangunan Rumah Sakit (RS) Covid-19 di Kabupaten Lamongan yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat, kini sudah hampir selesai.”Saat ini insya allah sudah sekitar 95 persen,” kata Bupati sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) Kabupaten Lamongan, Fadeli, Rabu (27/5).
Fadeli pun optimis pembangunan rumah sakit yang lokasinya tak jauh dari RSUD dr. Soegiri Lamongan tersebut akan rampung sesuai target awal, yaitu akhir bulan ini.
“Targetnya 29 Mei selesai 100 persen, insya allah bisa terselesaikan,” ujarnya.
Lebih lanjut Fadeli mengatakan, keberadaan RS Covid-19 sangat membantu penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Lamongan, sebab saat ini ruang isolasi yang berada RSUD dr. Soegiri sudah penuh.
“Ruang isolasi di RSUD dr soegiri, yang tempat aslinya sudah tidak muat, yang semula telah kita siapkan 12 ruangan, kita kembangkan di ruang paru, kita buat 22, sehingga jadi 34, itu pun sudah tidak muat. Sekarang ditambah lagi menjadi 43,” ucap Fadeli.
Dengan demikian, lanjut Fadeli, keberadaan RS Covid-19 tersebut diharapkan dapat membuat penanganan pasien Covid-19 di Lamongan lebih optimal. “Makanya akan sangat membantu sekali adanya RS Covid-19 yang sedang dibangun ini. Kita berharap dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya untukmempercepat penanganan saudara kita, baik yang positif Covid-19 maupun yang PDP yang saat ini terus meningkat,” kata Fadeli.
Sejauh ini Para pasien positif, ditangani di RS yang telah ditunjuk, yakni RS Dr Soegiri-Lamongan dan RS Muhamadiyah-Lamongan, Serta beberapa fasilitas yang dialihfungsikan untuk menangani Covid-19. Yakni Puskesmas Karang kembang dan Puskesmas Deket serta di Rusunawa.
Dari data yang di dapat lahan untuk pembangunan RS Covid-19 seluas 6.070 m2, disiapkan oleh Pemda Lamongan. Berlokasi dekat RS Soegiri, berjarak 132 meter, RS Covid-19 ini berada di jalan Kusuma Bangsa-Beringin-Tumenggungan di kecamatan Lamongan-kabupaten Lamongan.
Kontruksi dimulai pada 1 Mei 2020 dan ditargetkan selesai pada awal Juni 2020.
RS Covid-19 ini memiliki daya tampung 82 orang pasien dengan ruang perawatan yang terpisah bagi setiap pasien. Yakni 75 tempat tidur observasi dan 7 tempat tidur isolasi.
Pembangunanya dibuat per blok, yaitu bangunan screening yang terdiri dari laboratorium, X Ray, ruang petugas, ruang administrasi dan ruang farmasi.
Bangunan Karantina 1 terdiri dari 25 tempat tidur observasi, ruang tindakan, ruang dokter dan Mobile X-Ray.
Bangunan Karantina 2, terdiri dari 50 tempat tidur observasi, ruang tindakan dan ruang dokter. Bangunan Isolasi terdiri dari 7 tempat tidur, ruang dokter dan perawat. Bangunan Satelit terdiri dari ruang sterilisasi, gizi, laundry, alat medis kotor dan farmasi. Dibangun juga powerhouse, ruang pompa dan ground water tank, ruang jenazah, tempat sampah, penataan landscape, parkir umum/ petugas RS serta pagar keliling.
Pembangunan RS Covid-19 diketahui bersifat permanen, sehingga setelah pandemi Covid-19 reda, RS ini bisa dimanfaat kan untuk RS infeksi dll. Jenis RS yang akan dibangun adalah RS tipe C dengan ketentuan standar, mengacu pada peraturan Kementerian Kesehatan RI. [aha]

Tags: