Pembebasan Tanah Bendung Gerak Bengawan Solo Dialokasikan Rp 100 M

Bendung Gerak Bengawan Solo.

Bendung Gerak Bengawan Solo.

Bojonegoro, Bhirawa
Pemkab Bojonegoro mengalokasikan anggaran untuk pembebasan tanah-tanah lokasi Bendung Gerak Karangnongko Bengawan Solo di perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah sebesar Rp 100 miliar.
“Pemkab siap mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar guna pembebasan tanah untuk lokasi Bendung Gerak Karangnongko, karena keberadaan sangat dibutuhkan,” kata Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Edi Sutanto, Kamis (14/7).
Ia mengaku belum tahu pasti luas tanah yang dibutuhkan untuk lokasi Bendung Gerak Karangnongko Bengawan Solo, karena sekarang ini masih dalam tahap studi.
“Kalau sesuai jadwal pembebasan tanah dan pembangunan jaringan irigasi akan dimulai 2017. Untuk pembebasan tanah dijadwalkan selama dua tahun,” kata dia.
Menurut dia, biaya pembangunan Bendung Gerak Karangnongko sekitar Rp1 triliun, dengan waktu pelaksanaan pembangunan selama dua tahun. Bupati Bojonegoro Suyoto menurutnya di berbagai kesempatan telah mendesak pemerintah segera merealisasikan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko dengan pertimbangan bisa mengantisipasi banjir Bengawan Solo.
Selain itu, lanjut dia, air yang tertampung di Bendung Gerak Karangnongko bisa dialirkan ke tanah Solo Vallei Werken (SVW) di wilayah selatan.
Sesuai data, tanah SVW di daerah setempat memiliki panjang 78 kilometer, dengan lebar sekitar 200 meter, melewati 85 desa di 11 kecamatan, mulai Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, Padangan, Purwosari, Kalitidu, Ngasem, sampai Kecamatan Kepohbaru. “Air yang tertampung bisa dimanfaatkan untuk irigasi pertanian di wilayah selatan,” paparnya.
Ia menyebutkan debit air yang bisa tertampung di tanah SVW sekitar 50 juta meter kubik dengan kemampuan bisa untuk mengairi areal pertanian di wilayah selatan sekitar 40.000 hektare. “Keberadaannya jelas bisa meningkatkan produksi pertanian terutama tanaman padi di Bojonegoro,” tandasnya.
Sedangkan lokasi Bendung Gerak Karangnongko di Desa Ngrawoh, Kecamatan Kradenan, Blora, Jateng dan Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, Jawa Timur. “Yang jelas Bendung Karangnongko daya tampung airnya lebih besar dibandingkan dengan Bendung Gerak Bengawan Solo di Desa Padang Kecamatan Trucuk,” katanya.
Pemerintah merealisasikan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko sebagai pengganti Bendungan Jipang, juga di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah yang sulit direalisasikan disebabkan beratnya masalah sosial. [bas]

Tags: