Pembelajaran Daring Pengaruhi Efektivitas Belajar

Oleh :
Diana Wulandari
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMP.

Sejak 2 tahun terakhir Indonesia mengalami tahun yang berat bahkan sampai sekarang. Indonesia dilanda oleh pandemi covid-19 yang ditemukan di Wuhan, China dan menyerang seluruh negara di belahan dunia.

Virus corona merupakan jenis virus baru yang menyebabkan manusia mengalami penyakit saluran infeksi pernapasan. Virus tersebut dapat menular dan sangat berbahaya hingga menyebabkan kematian. Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengeluarkan kebijakan dalam rangka pencegahan penyebaran virus covid-19. Salah satu kebijakan tersebut yaitu untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak.

Efektivitas dalam pembelajaran dapat mengukur tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan, keberhasilan tentang usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang undang-undang atau peraturan.

Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan melalui penyajian informasi atau materi yang difasilitasi oleh guru. Pembelajaran daring menjadi sistem pembelajaran yang tidak dilakukan secara langsung, sehingga keefektivan belajar menggunakan sistem daring akan terpengaruhi karena kendala yang dihadapi.

Kasus covid-19 yang terus melonjak mengharuskan seluruh aktivitas sehari-hari dilakukan di rumah. Dalam hal ini, sektor pendidikan sangat merasakan dampak dari adanya kebijakan social distancing tersebut. Seluruh kegiatan dibatasi dan pemerintah menerapkan kebijakan untuk belajar secara online di rumah (daring). Pembelajaran dari rumah melalui pembelajaran daring memberikan siswa pengalaman belajar yang baru. Semua siswa dan tenaga pendidik beradaptasi dengan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran daring. Tentu saja banyak perbedaan terhadap pembelajaran yang selama ini dijalankan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu penerapan pembelajaran daring tidak berjalan efektif.

Sektor pendidikan sebagai salah satu sektor yang mengalami dampak pandemi melakukan perubahan. Pembelajaran yang biasanya dilakukan melalui interaksi langsung atau tatap muka kini harus dilakukan secara online atau e-learning. Proses belajar berbasis e-learning siswa-siswi membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung agar pembelajaran dapat berlangsung dan memiliki kualitas pembelajaran yang lebih baik (Rustiani, dkk., 2019). Belajar secara daring sangat bergantung pada sarana berbasis teknologi, seperti handphone, laptop, dan internet sebagai sarana penunjang. Kondisi ekonomi masing-masing orang tua tidaklah sama. Ada sebagian orang tua yang dapat memenuhi sarana dan prasarana tersebut. Akan tetapi sebagian lagi mengalami kendala terhadap pendapatan yang dihasilkan, sehingga tidak dapat memenuhi sarana dan prasarana pembelajaran daring.

Pembatasan aktivitas mengakibatkan sekolah ditutup selama angka kasus covid-19 meningkat. Penerapan pembelajaran daring terasa memberatkan oleh berbagai kalangan pelajar. Semua kegiatan belajar dilakukan melalui handphone dan laptop. Perlu adanya adaptasi teknologi agar pembelajaran daring dapat berjalan lancar. Kebiasaan baru tersebut tentu saja membutuhkan proses yang bertahap dalam pelaksanaannya. Begitu juga dengan pihak sekolah yang harus merencanakan mekanisme pembelajaran daring. Berbagai fitur teknologi yang canggih dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran daring. Untuk dapat menggunakannya, maka perlu adanya upaya untuk memahami dan menerapkannya.

Pembelajaran daring menjadi solusi agar kegiatan belajar mengajar tetap dijalankan di masa pandemi covid-19. Sebagian besar peserta didik mengeluh dalam menjalankan pembelajaran daring. Biaya yang meningkat di tengah perekonomian yang menurun menjadi kendala bagi sebagian besar orang tua. Ditambah lagi dengan tugas yang banyak membuat peserta didik terbebani. Persoalan lain yang dihadapi oleh peserta didik dan tenaga pendidik yaitu kesulitan dalam menggunakan aplikasi belajar daring. Guru maupun siswa dituntut untuk beralih dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Peran guru dalam proses pembelajaran menjadi terbatas. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran lebih banyak menggunakan sistem aplikasi online.

Sistem pembelajaran yang berubah memberikan dampak yang besar dalam bidang pendidikan. Materi yang disampaikan oleh guru sulit untuk dipahami akibat kurangnya penjelasan dari guru. Selama pembelajaran daring materi juga tidak terserap sepenuhnya. Dalam pembelajaran tatap muka di kelas, guru dan siswa saling melakukan interaksi selama pembelajaran. Akan tetapi pembelajaran daring justru tidak dilakukan demikian. Guru dan siswa hanya berinteraksi melalui forum pembelajaran daring, seperti onclass, zoom, whatsaap, google meet, google classroom, dan lainnya. Hal ini tentu saja akan berdampak terhadap hasil belajar siswa.

Peserta didik dihadapkan dengan handphone dan laptop setiap hari. Semakin lama akhirnya rasa bosan dan jenuh pun dirasakan oleh masing-masing peserta didik. Untuk mengalihkan kebosanan peserta didik mengakses youtube maupun game online. Kegiatan belajar dan mengerjakan tugas sekolah pun tidak dilakukan. Kecenderungan siswa yang malas belajar banyak terjadi selama pembelajaran daring. Banyak orang tua yang juga mengalami tekanan karena harus menjalankan peran guru saat belajar dilakukan di rumah. Tidak jarang jika peserta didik lebih banyak melakukan pekerjaan rumah terlebih dahulu bahkan sambil melakukan pembelajaran daring.

Proses pembelajaran daring memiliki sarana penunjang utama berupa kuota. Kuota merupakan paket internet untuk menjalankan aplikasi belajar. Biasanya aplikasi zoom lebih banyak menghabiskan kuota. Meskipun Kemendikbud sudah memberikan subidi kuota belajar, tetapi tidak semua pelajar di Indonesia mendapatkannya. Terjadi ketidakmerataan pemberian subsidi kuota karena beberapa hal. Tidak semua peserta didik memiliki handphone, sehingga meminjam milik orang lain dan mengganti kuota yang telah digunakan. Pemborosan kuota menjadi tanggungan orang tua yang mengakibatkan biaya sekolah meningkat.

Sinyal yang kurang stabil juga mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran daring. Letak daerah menjadi pemicu terkendalanya sinyal. Proses pembelajaran menjadi terhambat karena kehilangan sinyal. Banyak peserta didik yang harus berpindah ke dataran yang lebih tinggi dan mencari tempat untuk mendapatkan sinyal. Kendala lain yaitu ketika siswa tidak dapat mengirim tugas tepat waktu. Hal tersebut membuat siswa harus menerima konsekuensi terhadap nilai yang diperoleh. Banyak yang mengalami jika tenaga pendidik tidak bersedia menerima alasan akibat tugas yang terlambat dikirim.

Beberapa kendala itulah yang dapat mempengaruhi keefektivan belajar daring. Pembelajaran daring selama pandemi covid-19 kurang memberikan kepuasan bagi peserta didik. Kondisi pandemi dan pembatasan kegiatan di luar rumah menjadi pemicu penerapan pembelajaran daring.

Banyak kendala yang menghambat efektivitas pembelajaran selama dilakukan secara daring. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran menjadi hambatan dalam pembelajaran daring. Akibatnya sebagian besar peserta didik mengeluh dan lebih memilih bermain game online daripada mengerjakan tugas sekolah. Hasil belajar daring mengalami penurunan, sehingga mempengaruhi keefektivan belajar.

——— *** ———-

Tags: