Pembelajaran ‘Tesisojek’ untuk Memacu Motivasi

Oleh :
Sri Catur Purnawati
Mahasiswa Pascasarjana Doktoral Teknologi Pendidikan Angakatan 2020 Universitas Negeri Surabaya

Perubahan global yang terjadi karena penyebaran Coronavirus Desease (COVID-19) berdampak pada semua segmen tak terkecuali pada dunia pendidikan. Kendati begitu, pandemi ini mampu mempercepat perubahan dalam pendidikan. Perubahan mendasar yang terjadi dalam dunia pendidikan terutama pada proses belajar yang menerapkan social distancing dengan melakukan pembelajaran secara offline dan online learning dikenal dengan daring (dalam jaringan). Sistem pembelajaran ini dilakukan jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Guru besar University of Applied Science and Arts, Hannover, Germany and Senior Experten Services (SES) Germany, Prof. Dr. Gerhad Fortwengel, menyebutkan wabah corona ini justru menjadi katalis hebat yang memacu dunia pendidikan. Seperti mendorong lebih banyak pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas pembelajaran jarak jauh.

Pergeseran prinsip pembelajaran dari tatap muka menjadi offline dan online learning (daring) bertujuan untuk mengubah gaya pembelajaran lama menjadi pembelajaran bermakna. Belajar bagaimana belajar menjadi sangat penting dibandingkan dengan belajar hanya sebagai transfer ilmu pengetahuan saja.

Sebagai pengantar pergeseran proses belajar maka diterbitkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran Coronavirus Desease (Covid-19), kesehatan lahir dan batin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan.

Sehubungan dengan hal tersebut proses belajar dilakukan dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh. Pembelajaran tersebut dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun lulusan.

Urgensi dari seluruh unsur kebijakan pendidikan bermuara kepada langkah pendidik dalam memilih strategi pembelajaran (mengidentifikasi materi inti) dan merencanakan pembelajaran yang bermakna (pengembangan strategi pembelajaran mandiri berdasarkan pengalaman, tematik integratif, dan kekinian). Untuk itulah pembelajaran tematik integratif berbasis Project Based Learning (TESISOJEK) menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah pembelajaran masa kini.

Fenomena yang terjadi di lapangan, pembelajaran offline dan online learning memiliki banyak kendala yakni keterbataasan kompetensi pendidik dalam mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi, pembelajaran offline dan online membuthkan kreatiivitas dalam pembuatan konten materi namun juga kreativitas memanfaatkan media daring yang digunakan. Dalam arti kata pendidik harus mengkreasikan materi pembelajaran agar mudah dipahami oleh siswa dengan memanfaaatkan media yang ada. Kendala lain yakni motivasi siswa dalam pembelajaran daring rendah. Proses pembelajaran yang kurang mengakomodir kecakapan hidup dan lebih berpusat pada guru berdampak pada motivasi siswa yang menurun.

Pembelajaran tematik integratif menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, karena siswa selalu melalui pengalaman langsung dalam memahami berbagai konsep yang mereka pelajari kemudian menghubungkannya dengan konsep lain yang telah mereka kuasai.

Dengan demikian, siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dan pengetahuan yang mereka dapatkan melingkupi semua lintas disiplin ilmu.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa kompetensi dari berbagai bidang studi menjadi satu tema tertentu, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dan pengetahuannya tidak dibatasi dalam disiplin ilmu tertentu. Sehingga pembelajaran akan dapat mengembangkan ranah kognitif/pengetahuan, afektif/sikap dan juga psikomotor/keterampilan siswa dengan seimbang dan menyeluruh.

Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif yang harus diperhatikan ialah pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi satu pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian materi-materi yang di pilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin terjadi pengayaan horizontal dalam bentuk contoh aplikasi yang tidak termuat dalam standart isi. Namun ingat, penyajian materi pengayaan seperti ini perlu dibatasi dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.

Pembelajaran tematik integratif harus sesuai dengan tujuan kurikulum yang berlaku. Pembelajaran tematik integratif harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. Materi awal yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya, materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

Untuk lebih meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran tematik intergratif diperlukan model pembelajaran yang mendukung yakni dengan menggunakan pembelajaran berbasis projek sebagai pemacu motivasi dalam pembelajaran.

Pembelajaran berbasis projek merupakan strategi tertentu dalam pembelajaran yang mengubah atau membalikkan wajah kelas tradisional. Maksudnya melalui pembelajaran ini, pembelajaran di kelas yang umumnya menggunakan pembelajaran konvensional menjadi lebih inovatif. Siswa melakukan investigasi (penyelidikan) melalui pertanyaan terbuka, menerapkan pengetahuan untuk menghasilkan produk. Selain itu, dalam pembelajaran ini “disetting” agar siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan bekerja sama dalam satu kelompok.

Fokus pembelajaran berbasis proyek bertujuan agar siswa dalam pembelajaran dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya melalui proses penyelidikan yang terstruktur dan menghasilkan produk dan berbeda dengan pembelajaran tradisional yang umumnya sekadar mendapat teori-teori yang dihafal saja. Dengan pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat pengetahuan dan keterampilang yang bermakna jangka panjang

Pembelajaran berbasis proyek awalnya dikenalkan oleh John Dewey, memungkinkan siswa melakukan berbagai pilihan dalam proses pembelajaran. Siswa bekerja sama dalam berbagai tugas yang berbeda yang berkaitan dengan proyek. Karena pembelajaran berbasis proyek bermakna, terpadu, dan aktif, maka guru menemukan lebih banyak kesempatan menantang siswa pada tingkat kemampuan mereka sendiri. Siswa menjadi berpengalaman dalam melakukan pekerjaan proyek, dan menantang diri mereka sendiri satu sama lain untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan, menemukan lebih banyak sumber pembelajaran, dan membuat proyek yang lebih informatif.

Dengan pembelajaran TESISOJEK diharapkan dapat memacu motivasi siswa dalam megikuti pembelajaran daring yang sampai saat ini masih digunakan sebagai alternatif terbaik selama pembelajaran dari rumah, sehingga pembelajaran bermakna dapat terlaksana sesuai dengan standar yang ditetapkan.

———- *** ————

Tags: