Pembeli Apartemen The Frontage Minta Perlindungan ke Gubernur

Apartemen The Frontage Surabaya yang masih mangkrak.

Surabaya, Bhirawa
Puluhan pembeli apartemen The Frontage Surabaya meminta perlindungan kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Para konsumen ini mengaku bingung, depresi dan frustasi lantaran berbagai upaya mereka untuk mendapatkan hak mendapatkan unit apartemen yang sudah mereka bayar lunas selalu mendapatkan jawaban tidak jelas.

“Mewakili para pembeli dan konsumen the Frontage kami minta tolong dan perlindungan hukum dari Ibu Gubernur untuk ikut menyelesaikan masalah ini. Apalagi pada saat membeli unit apartemen, konsumen tahu bahwa PT Panca Wira Usaha, BUMD Jatim juga ikut menjadi bagian dari pemilik proyek ini,” ungkap Kuasa hukum para konsumen the Frontage, Dimas Yemahura Alfaruq, Minggu (19/7).

Dimas menambahkan adapun langkah hukum yang telah dilakukan konsumen terhadap manajemen PT TGU juga tak bergerak maju. “Sudah lebih dari setahun kami laporkan dugaan penipuan dan penggelapan oleh PT TGU ke Mapolres Surabaya. Hingga saat ini tidak ada perkembangan apa-apa. Makanya sebagai warga Jawa Timur kami mohon perlindungan Bu Khofifah,” jelas Dimas.

Sementara dalam suratnya, para korban proyek Apartemen The Frontage ini mengakui bahwa mereka tergiur membeli apartemen di kawasan A. Yani Surabaya ini karena melibatkan nama-nama besar. Keyakinan itu memuncak saat dilakukan groundbreaking sejumlah pejabat negeri ini hadir.

Dalam kegiatan groundbreaking proyek yang dilakukan pada 23 Agustus 2014 itu hadir menteri BUMN, Dahlan Iskan, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, Direktur Utama Waskita Karya, M Choliq, Direktur Utama BTN, Maryono dan Arif Affandi selaku Direktur Utama PT Panca Wira Usaha. Kemudian dari pihak pengembang hadir Kristianto, Setiabudianto dan Asrul Ananda, anak Dahlan Iskan.

“Hadirnya orang-orang top itulah yang semakin meyakinkan pembeli untuk membeli unit apartemen di The Frontage. Tidak pernah terbayangkan bahwa hadirnya nama-nama besar itu akan menjadikan proyek menjadi tidak jelas seperti sekarang ini,” ujarnya.

Menurut Dimas, para pembeli apartement The Frontage ini sudah merugi ratusan miliar. Dan situasi menjadi semakin sulit lantaran pengembang, yaitu PT TGU, tidak pernah memberikan informasi yang jelas terkait nasib uang yang telah disetorkan.

“Perilaku pengembang yang tidak bertanggung jawab seperti ini menjadi preseden buruk bagi sektor properti Jawa Timur. Sudah uang konsumen diterima, tapi 6 tahun barang yang dijual tidak pernah diberikan oleh pengembang. Gubernur harus turun tangan menyelamatkan situasi buruk ini,” tegas Dimas.

Melalui suratnya ke Gubernur Khofifah, para konsumen The Fontage ini punya harapan besar agar masalahnya bisa diselesaikan. Apalagi akibat COVID-19 kehidupan konsumen menjadi semakin sulit semakin sulit.

“Ibu Gubernur, Kami hanya ingin hak kami dikembalikan. Kepastian hukum dapat dijalankan dan sebagai rakyat kami juga berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan yang lain. Sekali kali terima kasih ibu telah menerima dan membaca surat saya ini. Mohon maaf jika ada kalimat yang tidak berkenan Ibu,” demikian penutup surat konsumen The Frontage Surabaya kepada Gubernur Khofifah. [riq]

Tags: