Pembeli dan Pedagang Pilih Cabai Kering

Tempat pengeringan cabai di Pajarakan Probolinggo.

Tempat pengeringan cabai di Pajarakan Probolinggo.

Probolinggo, Bhirawa
Melonjaknya harga cabe rawit dan sayur mayur di sejumlah pasar tradisional di Probolinggo, membuat pembeli maupun pedagang memilih cabai kering yang dinilai lebih murah.
Sepinya pembeli di karenakan harga sayuran semakin hari harganya juga semakin mahal. Seperti bawang merah dan bawang putih, tomat dan cabai rawit, kenaikan harga jualnya hampir mencapai 2 kali lipat.
Kenaikan harga tidak terkontrol membuat pedagang mengurangi stok dagangannya, guna mengurangi kerugiannya.
Sejumlah pedagang mengaku, pembeli lebih memilih beli cabai kering, karena haraganya lebih murah, hasil timbangannya lebih berat.
Menurut Marwah, salah satu pembeli dan pemilik usaha warung makanan hal ini mensiasati keuntungan untuk berjualan di warungnya. “Belanja dengan harga sayur dan cabe mahal, saya kesulitan menjual makanan di warung. Hanya bisa 1 porsi sambel ke pembeli,”katanya.
Sementara Maimunah, pedagang cabai dan sayur mayur mangaku naiknya harga cabe dan sayur mayur sangat banter. “Naik banter dari Rp 30 ribu menjadi Rp 50 ribu cabe besar, cabe kecil dari Rp 30 ribu menjadi Rp 47 ribu, tomat satu minggu naik. Kalau cabe sudah sebulan, penyebabnya tidak musim dan tanaman mati karena cuaca, semoga kembali normal harga,” katanya.
Melonjaknya harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional yang mencapai harga Rp 47 ribu perkilo, tidak hanya membuat pembeli resah. Namun para pedagang juga merugi hingga menjual cabai rawit kering.
Cabai rawit kering terpaksa dijual pedagang karena harganya jauh dibawah harga cabai rawit segar. “Kalau pembeli butuh banyak ya beli cabai kering, cabai segarnya hanya sedikit ambilnya,” Sulastri pedagang cabai di pasar tradisional Kota Probolinggo.
Dikatakan pedagang lain, Sumirah, yang juga mengeluarkan stok cabai kering sebagai komoditi pengganti cabai rawit mahal, setelah ia membuat sendiri cabai rawit kering untuk mensiasati saat harga cabai rawit tinggi seperti saat ini. “Dulu saat harga cabai rawit murah, saya keringkan untuk dijual lagi,” jelasnya.
Bahkan, stok cabai rawit keringnya sudah habis diserbu pembeli saat cabai rawit segar mencapai harga Rp 90 ribu per kilogram beberapa wakru lalu. “Rata-rata yang membeli dari pengusaha katering karena butuh banyak cabai,” tandasnya.
Para pedagang mengaku, keuntungan yg didapat cukup banyak dan cabai kering ini banyak diminati sebagai pengganti cabai segar. “Selain bisa dijual lagi, cabai kering ini tahan lama jadi tidak kuatir tak habis atau membusuk,” tambahnya.
Pemilik lahan pengeringan cabe di kecamatan Pajarakan, kabupaten Probolinggo, H. Bahar, menegaskan, pihaknya sudah sejak lama melakukan kegiayan engeringan cabe ini baik cabe rawit maupun cabe merah. Barang yang ada kami kirim ke beberapa kota di jatim dan pasar lokal. Itupun kami lakukan walaupun harga cabe dalam keadaan maurah maupun mahal, tandasnya. [wap]

Tags: