Pembinaan Khusus Tingkatkan Kemampuan Siswa

Khoirul Muadibb

Khoirul Muadibb
Setiap anak memiliki potensi dan daya tangkap yang berbeda-beda terhadap pelajaran. Karena itu, perlakuan yang diberikan pun tidak bisa disamakan satu sama lain. Anak-anak yang tertinggal secara akademik, membutuhkan cara lain agar mereka dapat mengejar ketertinggalannya.
Seperti yang dilakukan Khoirul Muadibb dengan membentuk Clinic Academic. Wakil Kepala bidang Kurikulum SMA Khadijah Surabaya ini membentuk klinik tersebut untuk membantu siswa yang kesulitan mengikuti pelajaran dengan cepat.
Sebelumnya, penggunaan istilah Clinic Academic sempat disanggahnya. Sebab, ia merasa istilah tersebut justru akan untuk mendiskreditkan siswa dengan kemampuan yang terbatas. Pihaknya justru lebih menyukai penggunaan istilah pembinaan khusus untuk meningkatkan sistem pembelajaran siswa-siswi nya.
Ia mengungkapkan jika pembentukan pembinaan khusus tersebut, berdasar pada kebutuhan siswa, orangtua dan guru dalam memenuhi target mereka. “Dalam akademik kan pasti ada kemampuan khusus, ada yang standart dan ada yang berkebutuhan khusus” tutur dia.
Setiap kelas, ada pembinaan khusus siswa. Seperti evaluasi kelemahan dalam mapel Agama. Jika kriteria ketuntasan minimal masih jauh dari target, maka akan diadakan pembinaan khusus. “Jika siswa tidak bisa membaca Al-Qur’an dengan baik maka kita akan latih terus agar bacaannya baik dan benar” tuturnya.
Lanjut Khoirul Muaddib, pihaknya tidak mendirikan sekolah untuk membiarkan siswa dengan ‘Mal-Produk’. Artinya, sekolah tidak ingin membiarkan siswa tertinggal dalam mengikuti sistem pembelajaran dengan baik. Sehingga target dari Clinic Academic untuk menghasilkan kemampuan siswa yang sebelumnya tidak mampu bersaing dengan temannya, menjadi memiliki daya saing yang tinggi.
Pembinaan siswa, paparnya tidak hanya terfokus pada siswa berkebutuhan khusus saja. Melainkan ada siswa yang mempunyai kemampuan, pihaknya akan memberikan fasilitas berupa bimbingan untuk meningkatkan hasil prestasinya.
Ia berharap dengan adanya sistem ‘Pembinaan Khusus’ yang pihaknya terapkan dilingkungan sekolahnya,makan tujuan pendidikan itu akan kembali dalam fitrahnya. Di mana, setiap anak mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Ia menjelaskan bahwa kecerdasan anak tidak hanya melulu tentang academi maupun non-akademi, tapi ada hal lain yang tersembunyi di dalamnya. Dengan hal itu, sekolah perlu mempertimbangkan kecerdasan anak di berbagai aspek. “Pintar itu masalah waktu” sahutnya. Yang terpenting jelasnya, adalah memberikan hak yang sama kepada setiap anak untuk di bina, di support, di bentuk untuk kemudian dikembangkan lagi kecerdasan yang dimiliki. “karena pada dasarnya tidak ada anak yang bodoh” pungkasnya. [ina]

Tags: