Pemda Probolinggo Kembangkan Paralayang Di Bromo

wap-paralayangProbolinggo, Bhirawa.
Objek wisata Gunung Bromo selama ini hanya dikenal dengan keindahan panorama alamnya. Ternyata di wilayah tersebut sangat potensial untuk dikembangkan wisata baru berupa wisata paralayang dan paramotor. Bahkan kini sudah ada 2 (dua) operator yang siap menjalankan olahraga tersebut, dan sudah melakukan uji coba. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto, Rabu 21/1.
“Dari hasil uji coba tersebut mereka sangat antusias untuk mengembangkannya. Dari komunikasi terakhir mereka siap. Apalagi didukung dengan fakta bahwa kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo yang sangat ramai. Sehingga tinggal bagaimana kerjasama ini bisa direalisasikan,” katanya.
Wisata  paralayang dan paramotor di gunung Bromo ini dapat dinikmati oleh semua orang mulai umur 14 hingga 60 tahun. Jika pada anak usia kurang dari 18 tahun terdapat pengecualian yakni harus dengan persetujuan dari orang tua.
“Wisatawan dapat menikmati pemandangan alam yang sangat luar biasa dari atas Gunung Bromo. Sementara sekitar 300 meter di bawahnya menghampar lahan pertanian dengan latar belakang Kecamatan Sukapura. Adrenalin kita akan terpacu. Namun, begitu mengudara rasa takut itu hilang,” jelasnya.
Selain hamparan lahan pertanian yang sebagian besar ditanami sayur dan penampakan Kecamatan Sukapura dan Kota Probolinggo, jika cuaca mendukung mereka juga bisa melihat kemegahan puncak Gunung Semeru dari kejauhan.
“Kondisi alam indah inilah yang kemudian disebut-sebut menjadikan medan paralayang Gunung Bromo mendapat predikat bintang empat atau mewah. Di Indonesia jarang ada medan paralayang yang memiliki kondisi serupa,” tegasnya.
Agung Pria Jatmiko, salah satu master paramotor/paralayang mengungkapkan agar menjadi pilihan wisatawan untuk berlibur, perlu dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo. Dari hasil  survei yang dilakukan timnya ada tiga opsi tempat yang dapat dijadikan sebagai tempat landing site atau take off. Yakni Lava View, Seruni Poin dan Pundak Lembu.
“Yang paling memungkinkan adalah di Lava View. Sementara untuk Seruni Poin dapat dijadikan alternatif ketika angin bertiup ke arah selatan atau timur. Pundak Lembu kami jadikan alternatif terakhir mengingat akses jalannya masih belum memadai,” ungkapnya.
Lebih lanjut Anung Widiarto mengaku sangat mendukung sekali rencana tersebut. Namun, ia belum dapat mengambil langkah lebih jauh. Sebab, hingga saat ini antara pihaknya dengan calon operator itu belum bertemu secara intens. Sehingga belum diketahui apa saja yang dibutuhkan dan bentuk dukungan apa dari Pemkab Probolinggo yang dapat dilakukan.(wap)

Keterangan Foto : Ujicoba Paralayang di Bromo yang siap dikembangkan.(wap)

Tags: