Pemenuhan Pagu Sisakan 22 Ribu Bangku Kosong

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim Persilakan Sekolah Lanjutkan Pendaftaran
Dindik Jatim, Bhirawa
Tahap pemenuhan pagu Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK se-Jatim telah ditutup Selasa (11/7)  dini hari pukul 23.59. Sayang, selama dua hari dibuka, jumlah pendaftar masih sangat minim jika dibandingkan jumlah bangku kosong yang ada. Atas kondisi ini, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim akhirnya mempersilakan sekolah tetap membuka pendaftaran secara offline.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan hingga tahap pemenuhan pagu ditutup, total pendaftarnya mencapai 11.385 siswa. Rinciannya  5.830 pendaftar SMA dan 5.555 pendaftar SMK. Sementara pendaftar yang dinyatakan lolos tercatat 7.500 siswa dengan rincian 3.550 pendaftar SMA dan 3.950 SMK.
“Kondisinya memang seperti itu. Tetapi pagu itu ada batas minimal dan maksimal. Termasuk SMK, tidak harus 36 siswa (satu rombel). Jadi tidak ada masalah,” tutur Saiful dikonfirmasi kemarin, Rabu (12/7).
Dari total 29.330 bangku kosong yang diikutkan dalam sesi pemenuhan pagu, saat ini masih terdapat 21.830 bangku kosong yang tersebar di SMA/SMK se-Jatim. Rinciannya, 9.627 bangku kosong di SMA dan 12.203 di SMK. “Sampai akhir bulan sekolah silakan jalan terus (pendaftaran). Khususnya di daerah terpencil. Karena daerah terpencil memiliki kekhususan tersendiri,” tutur mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini.
Saiful menjelaskan, tingginya jumlah bangku kosong utamanya terjadi di sekolah daerah terpencil. Karena itu, faktor utama yang melatarbelakangi adalah masalah kultural. Masyarakat di daerah terpencil menganggap sekolah sudah cukup sampai jenjang SMP. Di samping itu, jumlah penduduk di daerah terpencil juga relatif sedikit.
“Ini bukan faktor teknologi karena siswa sulit mendaftar secara online. Karena siswa juga bisa mendaftar secara langsung di sekolah. Dan sekolah sudah teruji pada pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK),” ungkap Saiful.
Lebih lanjut Saiful mengungkapkan, hasil PPDB SMA/SMK ini akan menjadi salah satu bagian dari pemetaan pendidikan di Jatim. Karena selama ini, tidak ada laporan sampai ke provinsi mengenai minat peserta didik melanjutkan ke jenjang SMA/SMK. “Dari sini, selanjutnya akan dicarikan solusinya termasuk dalam rangka mendorong Indeks Prestasi Manusia (IPM) melalui kualitas pendidikan,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Pendidikan Jatim Nuryanto mengungkapkan, secara umum PPDB SMA/SMK di Jatim telah berjalan cukup sukses. Namun ada beberapa catatan yang harus dijadikan bahan evaluasi bagi Dindik Jatim. Salah satunya terkait pemenuhan pagu yang semula tidak terpikirkan panitia PPDB SMA/SMK. Sehingga, siswa yang semula dinyatakan tidak lolos sudah banyak yang mendaftar ke swasta. “Dari awal tidak ada opsi pemenuhan pagu yang kemudian disosialisasikan ke masyarakat,” tutur Nuryanto.
Lebih lanjut mantan pejabat eselon III Dindik Jatim ini menjelaskan, sekolah negeri yang sepi peminatnya lebih banyak di daerah pinggiran. Khususnya wilayah Madura. Hal itu disebabkan karena siswa lebih memilih untuk berhenti sekolah di SMP atau masuk ke pesantren. Selain itu, pamor sekolah Islam di wilayah tersebut lebih tinggi dari pada sekolah negeri.
“Sebenarnya faktor teknologi  juga berpengaruh. Sebab di daerah terpencil, mereka tidak mengerti informasi terkait PPDB secara menyeluruh,” pungkas dia. [tam]

Tags: