Anggarkan Rehap Rumah Kumuh Rp280 Miliar

Pemerintah pusat menyediakan dana khusus untuk pemukiman kumuh kelas berat. Dana APBN untuk kumuh kelas berat akan digunakan antara lain untuk pngadaan air bersih, mengatasi limbah, dan sanitasi.

Pemerintah pusat menyediakan dana khusus untuk pemukiman kumuh kelas berat. Dana APBN untuk kumuh kelas berat akan digunakan antara lain untuk pngadaan air bersih, mengatasi limbah, dan sanitasi.

Jakarta, Bhirawa
Untuk mewujudkan permukiman berkelajutan dan layak huni dengan target angka 100-01-100 pada 2019 mendatang, pemerintah (pusat) menyediakan dana khusus untuk pemukiman kumuh kelas berat. Sedang permukiman kumuh kelas ringan, dana dibebankan pada APBD Pemda setempat. Dana APBN untuk kumuh kelas berat akan digunakan antara lain untuk pngadaan air bersih, mengatasi limbah, dan sanitasi.
“Ada 56 permukiman kumuh kelas berat yang akan diberi dana APBN masing-masing sebesar Rp 5 milliar (seluruhnya Rp280 miliar). Dana sebesar itu akan dicairkan bertahap sesuai kebutuhan, selama 5 tahun kedepan yakni hingga 2019. Sedang dana APBD untuk permukiman kumuh kelas ringan, diperlukan SK (Surat Keputusan) Pemda setempat. Untuk mengatur pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi daerahnya,” jelas Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan & Permukiman Ditjen Cipta Karya KemenPUPR Maliki Moersid dalam acara jalan sehat di Car Free Day sepanjang jalan Tamhrin-Jakarta, Minggu pagi.
Dikatakan, dewasa ini kawasan kumuh di perkotaan makin berkurang dan tinggal 10%. Sedang infrastruktur permukiman yang meliputi air minum, tingkat pelayanan mencapai 67,7% dan sanitasi mencapai 60,91%. Masih  diperlukan terobosan untuk mengata si selisih dalam pencapaian seluruh target tersebut pada 2019. Yang dimaksud target angka 100-0-100 pada 2019, adalah pencapaian 100% pada air minum, 0% pada pemukiman kumuh dan 100% pada sanitasi.
Diperlukan suatu manuver dan terobosan yang harus dilakukan pemerintah. Yakni dengan pelaksana an beberapa program yang fokus pada pemberdayaan masyarakat. Karena permukiman, sanitasi dan air minum merupakan suatu hal yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Maka peran masyarakat sangat diperlukan untuk melaksana kan dan mewujudkan semua kebutuhan tersebut.
Didepan peserta lomba jalan sehat yang diikuti oleh sebagian besar kalangan muda, Maliki Moersid berharap anak muda sebagai penerus masa depan bangsa, merupakan kelompok masyarakat yang memiliki potensi dan mampu jadi agen peruba han.
“Youth Program dalam rangkaian acra Water Sanitation and Cities Forum 2015, diadakan dengan melibatkan anak anak muda Indonesia maupun internasional. Dengan harapan, kaum muda peduli terhadap lingkungan dan perbaikan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Termasuk pengadaan air minum dan sanitasi yang layak,” papar Maliki Moersid.
Disebutkan, pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun terakhir cukup signifikan dan diikuti oleh perkembangan wilayah permukiman baru terutama di perkotaan. Meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan inilah yang menimbulkan banyak permasalahan. Seperti kemiskinan, kawasan kumuh, minimnya kualitas layanan infrastruk tur dan tak maksimalnya pelayanan publik. Untuk lebih memperluas sosialisasi kesehatan lingkungan dan permukimn Ditjen Cipta Karya mengadakan lomba foto dan film pendek berdurasi 5/15 menit. Dengan tema “Pemuda Berkarya Ciptakan Permukiman Berkelanjutan”.  [ira]

Tags: