Pemerintah Fasilitasi 93 Start-Up Food di Kota Surabaya

Agus Bintoro menunjukkan kue brownies ketan hitam buatannya dalam acara Food Start-Up Indonesia (FSI) di Mall Ciputra World, Jumat (27/7/2018). Ist

(“Item Manis Suroboyo”, Brownies Ketan Hitam yang Mampu Manjakan Penikmat Cake)

Surabaya, Bhirawa
Brownies, kue bertekstur lembut dengan rasa dominan manis ini belakangan menjadi cukup terkenal di Kota Surabaya. Sebagian besar warganya pun berlomba-lomba adu ide dan gagasan demi menjadi pengusaha sukses.
Setelah banyaknya pengusaha bakery atau khusus brownies menawarkan produk sejenis, Agus Bintoro, justru memiliki ide yang tak kalah dengan pengusaha brownies lainnya. Pria yang tinggal di Jalan Bratang Satu H Nomor 28, Surabaya ini pun mengapu perlu waktu berulang-ulang demi menghadilkan cita rasa brownies yang khas.
“Item manis Suroboyo” inilah yang dipakai merk brownies home made-nya ini. Item yang berarti ketan hitam dijadikan bahannya. Ketan hitam sendiri juga diyakini banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.
Agus menjelaskan, dipilihnya berbahan ketan hitam karena dapat mencegah obesitas, diabetes, tumor, kanker serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
“Kami mengolah ketan hitam menjadi cake pengganti brownies dengan resep khusus. Dengan begitu, rasa dan aroma natural yang unik dan lebih lezat dan brownies biasa,” katanya.
Menurut dia, brownies ketan hitam ini juga tidak mengandung gluten. Di mana, brownies tanpa perisa, tanpa pengawet dan tanpa pewarna. “Jadi kami jamin gluten free. Karena itulah orang bule-bule juga ternyata tertarik dan menyukainya,” jelas Agus.
Mantan wartawan Harian Bhirawa ini menambahkan bahwa manfaat ketan hitam yang sangat banyak belum banyak yang mampu mengolahnya dengan baik. Atas dasar itulah, Agus mencoba mengolah dan mengembangkan menjadi makanan yang lezat dan bisa disukai semua orang sebagaimana brownies. Dari situlah gagasan membuat brownies ketan hitam berawal.
“Kita mulai dengan berkali-kali uji coba, atau bahasa kerennya riset. Akhirnya, alhamdulillah menghasilkan produk yang sangat digemari semua kalangan. Mayoritas customer kami, melakukan reorder,” tambahnya.
Agus membeberkan, usaha tersebut dimulai baru setahun yang lalu. Meski demikian, bisnisnya berkembang lumayan pesat dan diterima masyarakat. Ketika usaha berjalan empat bulan, return on investment (ROI) sudah mencapai 100 persen. Atau dalam waktu empat bulan tersebut sudah balik modal.
“Sebanyak 80 persen profit kita investasikan lagi untuk menambah dua kali lipat kapasitas produksi,” kata Agus yang juga pernah sebagai Fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan.
Agus berharap, bisnisnya yang prospektif tersebut dapat disclae-up dengan masuknya investor maupun model-model partnership. Targetnya dalam setahun ini sudah ada lima gerai baik model partnersip maupun masuknya permodalan.
Ia mengutarakan, di beberapa negara maju tepung gandum sudah mulai ditinggalkan karena mengandung gluten tinggi yang membahayakan tubuh. Brownies ketan hitam diharapkan menjadi solusi bagi penggemar brownies, karena aroma dan rasanya tidak kalah. Apalagi Item Manis Suroboyo juga tidak mengandung bahan aditif pewarna, pengawet dan perisa.
Disamping itu, pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memfasilitasi sebanyak 93 start-up bidang makanan dari seluruh Indonesia. Para pengusaha pemula itu digembleng selama enam hari agar berkembang dan menjadi pengusaha tangguh hingga level nasional bahkan internasional. Termasuk Agus, pembuat Brownies ketan hitam “Item Manis Suroboyo”.
Selain mendapatkan mentoring, peserta dalam rangkaian acara Food Start-Up Indonesia (FSI) itu juga diberi kesempatan untuk menampilkan produknya selama tiga hari di Mall Ciputra World. Para pengunjung di dipersilahkan mencicipi hasil karya kreatif putra bangsa ini.
“Dari 350 aplikasi, kita memilih menjadi 93 stratup,” demikian disampaikan Agung, Ketua FSI dalam acara pembukaan, Jumat (27/7/2018).
Sebanyak 93 peserta FSI 2018 ini ada yang masih level sangat awal. Jualan kadang belum tentu laku setiap hari. Tetapi itu pun tetap dibina, asal bisnisnya ada potensi untuk dikembangkan dan foundernya punya minat kuat untuk berkembang.
Dikatakan, yang penting mindset. “Kita bukan UKM. Kita ini start-up yang harus siap discale-up,” tegasnya.
Pada even-even publik, semua masyarakat khususnya para wirausaha dari Surabaya dan sekitar dapat mengikuti motivasi dan strategi bisnis dari mentor-mentor kelas nasional. Masyarakat juga diundang untuk hadir dalam pameran produk peserta 27-29 Juli 2018.
Di sela-sela pameran itu, sebagaimana kemarin, sering disampaikan motivasi dan hal-hal penting untuk pengembangan bisnis bidang makanan. Sesi khusus mentorship yang dibuka untuk publik yaitu tanggal 30 Juli. Ada mentor-mentor nasional, pengusaha sukses dan juga dari unsur pemerintah yang akan memberikan brifing kepada peserta maupun pengunjung.
Antara lain tentang motivasi, akses marketing, akses permodalan, legalitas usaha, dan sebagainya.
Hadir dalam acara pembukaan antara lain Deputi Bidang Pemasaran Joshua Simanjuntak, Deputi Akses Permodalan Fajar Hutomo, Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri Sappe Sirait, Direktur Akses Non Perbankan, dan Presdir Citra Land Sutoto Jakobus. (geh)

Tags: