Pemerintah Harus Bentuk BUMN Tangani Bibit dan Pakan

Kegiatan jual beli Sapi di Pasar Hewan Glagah Banyuwangi

Kegiatan jual beli Sapi di Pasar Hewan Glagah Banyuwangi

Banyuwangi Bhirawa
Mencegah dan menanggulangi melonjaknya harga daging sapi pada saat menjelang puasa Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri, Pemerintah Pusat diharapkan membentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang secara khusus menangani pengadaan bibit anak sapi dan pakan ternak.
Menurut Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi  Heru Santoso, harapan Presiden Jokowi agar harga daging dijual Rp 80.000,- per kg dinilai menyulitkan para peternak sapi di Banyuwangi.
Untuk mewujudkan keinginan presiden pedagang harus mendapatkan sapi dengan bobot hidup 40 ribu / kilogram. Sementara kelompok peternak untuk mendapatakan menjual dengan harga jual minimal Rp 41-43 ribu per kilogram. Seingga harga daging ideal di wilayah Banyuwangi Rp 95 ribu hingga Rp 105 ribu.” Akibat dari informasi harga daging Rp 80 ribu maka pasar sapi di Banyuwangi mengalami kelesuan,” ujar Heru.
Selanjutnya pria berkaca mata itu menambahkan hingga saat ini pihaknya belum mengetahui mekanisme operasi daging yang disampaikan oleh pemerintah pusat. Saat ini Dinas Peternakan masih menunggu petunjuk teknis dari pemerintah terkait operasi pasar untuk menekan harga daging di pasaran.
Untuk provinsi lain, operasi pasar menekan lonjakan harga bisa dilakukan. Namun di Jatim ada edaran dari Gubernur yang melarang daging impor untuk di jual di pasar tradisional.
Saat ini yang bisa dilakukan oleh Disnak, menurut Heru melakukan sosialisasi agar Rumah Pemotongan Hewan (RPH) agar bekerja optimal untuk memastikan dan menjamin tersedianya daging sapi di pasaran.
Kemudian program lain yang bisa dilakukan, imbuh Heru pihaknya berupaya meningkatkan kontrol dan pengawasan terkait dengan peredaran daging sapi di pasaran untuk memastikan kehalalan dan kesehatanya.
Untuk mengatasi permasalahan daging sapi yang terjadi setiap menjelang puasa sampai dengan Lebaran, menurut Heru pihaknya mengusulkan agar pemerintah pusat membentuk BUMN yang khusus menangani bidan peternakan baik dalam pengadaan bibit unggul dan pakan yang harganya terjangkau para peternak.
Disamping itu, lanjut Heru program penggemukan sapi yang selama ini disinyalir ada monopoli diharapkan mau berbagi dengan kelompok peternak. Misalnya apabila impor daging sapi dinilai seratus persen, 30 persen melibatkan kelompok peternak menjadi mitra sedangkan sisanya ada di kalangan importir.
“Saat ini di Banyuwangi ada sekitar 300 kelompok peternak yang mengosongkan kandangnya dan siap bekerja sama apabila ada pihak-pihak yang menawarkan kemitraan,”ungkap Heru. [mb12]

Tags: