Pemerintah Harus Tindak Tegas Pengusaha Permainkan Harga Migor Bersubsidi

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jombang, Kartiyono.

Jombang, Bhirawa.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang, Kartiyono meminta kepada pemerintah agar menindak tegas oknum-oknum pengusaha yang mempermainkan harga minyak goreng (Migor) bersubsidi, Minyakita.

Kartiyono menilai, terjadinya kelangkaan Minyakita akibat lemahnya pola pengawasan dan pengendalian oleh pemerintah. “Sehingga kondisi seperti ini selalu dimanfaatkan oleh para spekulan,” ujar Kartiyono, Rabu (01/02).

Menurut Kartiyono, pemerintah harus menindak tegas siapapun pengusaha yang mencoba ‘nakal’ dgn memainkan harga, karena hal tersebut sama halnya dengan menari-nari di atas penderitaan saudaranya sendiri dengan mencari keuntungan yang tidak wajar.

“Hal itu akan lebih kurang baik jika pemerintah lamban melakukan penanganan, pola subsidi bahan pokok, khususnya minyak goreng memang harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah karena sangat rawan dipermainkan oleh pengusaha,” ujarnya.

Tokoh masyarakat di Jombang yang juga merupakan Sekjen HIPMI Kabupaten Jombang, Mahmudi berpendapat, adanya situasi kelangkaan Minyakita dan harga jual di pasaran di atas HET tentu akan berpengaruh pada daya beli masyarakat, terlebih mendekati bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, serta musim masuknya peserta didik baru.

“Kedua, kenaikan harga minyak berimbas juga terhadap barang dan bahan lainnya. Para pedagang tentunya hilang arah, pembelian minyak juga dibatasi. Pilihannya hanya ada 2, menaikkan harga atau menurunkan kuantitas,” beber Mahmudi.

“Hal ini berdampak signifikan terhadap pertumbuhan laju di sektor UMKM. Di mana pada saat ini sudah sedang mengalami pertumbuhan yang relatif sangat membaik. Ini tentu harus menjadi pertimbangan oleh pemerintah,” paparnya.

Sementara itu, salah satu pengelola distributor minyak goreng di Kabupaten Jombang, Malik Taqorrubi menuturkan, pihaknya saat ini tidak menjual Minyakita karena minyak goreng tersebut sulit didapatkan.

“Minyakita sebenarnya ada cuma dikuasai pemodal besar. Pemodal receh seperti kami kesulitan masuk ke pabriknya,” kata dia. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Jombang, Suwignyo menjelaskan, Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng mengalami kenaikan karena harga di tingkat produsen minyak goreng di Surabaya juga naik.

“Sehingga distributornya pun pasti menaikkan. Apalagi sempat antri panjang. Mereka harus menginap di Surabaya. Sehingga sampai di sini distributor sudah naik, distributor ke pedagang besar itu pasti sudah naik lagi. Makanya minyak sampai di harga 15.000 Rupiah sampai 16.000 Rupiah kemarin itu,” rinci Suwignyo.

“Menurut menteri perdagangan, untuk minyak (goreng), Februari sudah mulai akan digelontor,” tutupnya. [rif.dre]

Tags: