Pemerintah Kabupaten Blora Siapkan Wisata Edukasi Migas

Tingkat okupansi hotel bintang empat di Cepu, Allium Hotel ikut kena imbas seiring stagnannya kegiatan eksplorasi di wilayah setempat.
[titis tri w/bhirawa]

(Eksplorasi Migas Melemah, Tingkat Hunian Hotel di Cepu Anjlok)
Surabaya, Bhirawa
Stagnannya kegiatan eksplorasi migas di Cepu berimbas pada tingkat hunian hotel di daerah setempat. Bahkan sejumlah hotel berbintang di Cepu, saat ini tingkat huniannya paling tinggi sekitar 20%. “Tiga tahun lalu saat eksplorasi Exxon Mobile di Cepu lancar, tingkat hunian hotel bintang 3, 4 dan 5 bisa sampai 80%. Saat ini paling banter hanya 15-20%,” kata Wakil Bupati Blora H Arief Rohman saat bertemu dengan sejumlah media dalam acara Lokakarya Media  Periode II Tahun 2017 SKK Migas-KKKS Wilayah Jabanusa di Blora, Rabu (20/9).
Dijelaskan Arief, kondisi ini jika dibiarkan tak hanya  mengancam kelangsungan bisnis para pengusaha dan menurunnya penerimaan daerah dari pajak hotel, juga mengancam masyarakat setempat. Karena selama ini sektor perhotelan banyak menyerap tenaga kerja lokal dan pada gilirannya mampu mengentas kemiskinan di wilayah Blora.  Karena itu pihaknya tengah berusaha untuk menggaet wisatawan untuk datang ke wilayahnya, khususnya Cepu untuk berwisata edukasi.
“Kami bersama instansi terkait terus menyosialisasikan Cepu sebagai wisata edukasi migas. Di Cepu kami punya STEM Akamigas, Pusdiklat atau PPSDM Migas dengan segala fasilitasnya. Atau bisa berwisata di sumur-sumur tua di Desa Ledok, tak hanya Bojonegoro kami juga punya,” katanya.
Dengan wisata edukasi migas yang saat ini dikenalkan, pihaknya berharap kondisi perhotelan di Cepu membaik. Ekonomi pendukung seperti industri makanan dan minuman, cinderamata produk UMKM wilayah setempat bisa menggeliat kembali. Dan terpenting angka kemiskinan yang sekarang berada di zona merah, yakni 13% bisa ditekan di angka 9% dalam dua tahun mendatang.
Sementara itu Vice President Bidang Operasi SKK Migas Elan Biantoro mengakui investasi sektor migas khususnya eksplorasi saat ini masih sangat rendah. “Eksplorasi tiga tahun terakhir menurun tajam. Minat investor masih rendah, ” katanya.
Menurutnya, pada 2017 investor migas hanya akan mengebor sumur untuk mencari potensi migas baru hanya 32 sumur. “Padahal sebelum 2014, paling tidak per tahun mencapai 100 sumur atau titik eksplorasi,” katanya.
Elan menyebut, penyebab utama hal itu adalah rendahnya harga minyak mentah dunia yang saat ini berkisar di bawah 50 dollar AS per barel. “Dalam situasi seperti ini, hanya investor yang punya duit atau yang punya dana dari laba yang ditahan yang akan mampu melakukan eksplorasi,” katanya.
SKK Migas akan melakukan sejumlah upaya untuk meyakinkan para investor di sektor migas, antara lain pendekatan secara personal. Juga meyakinkan  berinvestasi di sektor ini di Indonesia masih menjanjikan profit (margin) meski harga minyak mentah sekitar 50  dollar AS per barel. “Masih ada marginnya karena rata-rata biaya produksi per barel minyak di Indonesia itu 18 dollar AS. Bahkan beberapa pemilik lapangan di Indonesia ada yang di bawah 10 dolar AS, ” katanya.
Dikatakan, pemerintah melalui SKK Migas berusaha menjaga agar produksi minyak dari tiga pemain utama di Indonesia, tetap terjaga. “Mereka ini Chevron, Exxon Mobile Indonesia dan Pertamina. Ketiganya punya kontribusi hingga 75 persen dari total produksi migas kita,” katanya.
Data SKK Migas menyebutkan produksi minyak hingga kuartal I 2017 tercatat 815,6 ribu barel per hari, atau lebih besar 0,07 persen dibanding target APBN sebesar 815 ribu barel per hari. [tis]

Tags: