
Targetkan penurunan angka stunting dengan program yang telah direalisasikan. (alimun hakim/ bhirawa).
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kab. Lamongan Anis Kartika Yuhronur Efendi mengungkapkan jika hingga September ini program stunting 1-10-100 sudah mengayomi 869 balita stunting di Kabupaten Lamongan.
Hal itu menjadi bukti seriusnya Pemkab setempat dalam menargetkan penurunan angka stunting dengan mengusung program – program yang telah disinergikan dan direalisasikan.
“Program 1-10-100 memang baru berjalan selama 1 bulan. Setelah soft launching pada Agustus lalu, Kami sudah mengayomi 869 balita stunting di Kabupaten Lamongan,” tutur Bu Anis Kartika Yes dalam kegiatan paparan strategi percepatan penurunan stunting di Pendopo Lokatantra, Lamongan, Selasa (26/9).
Dijelaskanya bahwa tahun 2023, Target yang diingknkan seluruh stakeholder akan mengentas 2.000 kasus stunting di Kabupaten Lamongan, tentunya melalui beberapa program sepeeti orang tua asuh dan 1-10-100.
“Kasus stunting di Kabupaten Lamongan tahun 2022 ini ada 2.900 kasus., dengan prosentase 27,5%. Melalui program terbaru kami targetkan nantinya mengayomi semua terayomi hingga zero stunting,” jelasnya.
Anis menerangkan hadirnya program yang mengusung konsep orang tua asuh untuk anak-anak penderita stunting dalam bentuk 1 paket diisi untuk 10 balita stunting untuk 100 hari (selama 3 bulan) sangat efektif dalam menekan angka stunting di Kabupaten Lamongan.
“Sebenarnya bwragam hal telah dilakukan untuk kasus stunting. Setelah kita screening ada beberapa evaluasi agar tepat sasaran. Penyaluran berupa makanan sehat sesuai gizi yang ditakar oleh ahli gizi masing-masing Puskesmas harua tepat,” terangnya.
Tenaga Ahli Kesehatan Lamongan Taufiq Hidayat menilai jika peran orang tua asuh tidak hanya menyediakan dana untuk penanganan stunting, melainkan juga turut terjun langsung dalam hal monitoring selama 3 bulan berlangsungnya program 1-10-200.
“Hingga kini tercatat ada kurang lebih 100 orang tua asuh. Semoga kedepannya akan terus bertambah agar mampu dengan cepat menuju zero stunting. Stunting ini merupakan masakah kronis karena dampaknya sangat panjang bahkan sampai lansia, maka dari itu kita harus berantas dengan maksimal,” tutur Taufiq Hidayat.
Selama proses realisasi program 1-10-100 akan rutin dilakukan update data selama 2 minggu sekali. Hal demikian dilakukan untuk pencegahan adanya kekeliruan data dan penentuan solusi untuk permasalahan yang terjadi di lapangan.
“Update data selalu kita lakukan agar pemberian bantuan selalu tepat sasaran. Untuk data stunting sendiri kita ambil dari Dinas Kesehatan melalui bulan timbang,” jelas Taufiq. [aha.yit.bb]