Pemerintah Kabupaten Nganjuk Dinilai Belum Berhasil Antisipasi Banjir

Air luapan sungai menggenangi perumahan warga di Kecamatan Bagor, sementara warga dibantu relawan menyelamatkan perabot rumah.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Banjir yang masih terjadi hingga triwulan pertama 2021 belum berhasil diantisipasi Pemkab Nganjuk. Minggu (28/3) dini hari, banjir kembali melanda sejumlah desa di empat kecamatan di Kabupaten Nganjuk. Wilayah Kecamatan Berbek, Kecamatan Bagor, Kecamatan Rejoso dan Kecamatan Wilangan menjadi langganan banjir selama tahun ini.

Sama seperti banjir saat akhir Februari lalu, Desa Grojogan, Desa Bulutawing, Desa Sendangbumen, Desa Sumberurip dan Desa Cempoko Kecamatan Berbek tergenang akibat meluapnya Sungai Kuncir. Kemudian wilayah Kecamatan Bagor banjir terjadi di Dusun Sawunggaling Desa Bagor Kulon, Desa Girirejo, Desa Pesudukuh dan Desa Sekarputih. Sementara untuk Kecamatan Rejoso hanya Desa Rejoso Dusun Banyurip yang tergenang, Kecamatan Wilangan hanya Desa Mancon.

Suwardi, warga Desa Mancon mengatakan sekitar pukul 15.30 WIB telah terjadi hujan dengan itensitas tinggi yang hampir merata di Wilayah Kabupaten Nganjuk. Hingga pukul 17.30 WIB karena itensitas hujan yang cukup tinggi dan lebih dari 3 jam mengakibatkan air meluap sungai. “Air mulai masuk rumah sekitar pukul 18.00 hingga malam hari air setinggi lutut orang dewasa,” ujar Suwardi.

Karena banjir telah masuk rumah, warga secepatnya menyelematkan barang-barang miliknya. Perabot rumah tangga dan peralatan elektronik dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi.

Banjir yang terus terjadi di wilayah Kabupaten Nganjuk dapat mengganggu perekonomian warga. Selain itu areal pertanian yang merupakan sumber pendapatan daerah agraris sangat berdampak buruk jika pemerintah Kabupaten Nganjuk tidak mengambil langkah strategis untuk mengendalikan banjir.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi mengatakan bahwa Pemkab Nganjuk telah merencanakan normalisasi 40 sungai di Kabupaten Nganjuk bakal untuk mengurangi terjadinya potensi banjir akibat pendangkalan sungai. Curah hujan dengan intensitas yang tinggi merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir di beberapa wilayah Kabupaten Nganjuk diawal tahun 2021 ini.

Bencana banjir yang sering melanda disaat musim hujan pada tahun ini menjadi perhatian khusus Pemkab Nganjuk. “Langkah menormalisasi sungai tersebut menjadi salah satu solusi yang akan dilakukan pada tahun ini agar tidak terjadi bencana banjir,” kata Marhaen Djumadi.

Selain 40 sungai juga ada 28 saluran air yang akan dilakukan normalisasi. Jumlah sungai dan saluran air yang akan dinormalisasi tersebut masih dapat berubah tergantung dari urgensi yang terjadi. Musim penghujan sekarang ini banyak sungai yang meluap disebabkan oleh berbagai sebab. Yakni mulai dari tanggul jebol, tersumbat sampah, hingga terjadi penumpukan sedimen yang terbawa dari dataran tinggi.

Penumpukan sedimen salah satunya terjadi di sungai Mojorembun yang selama musim hujan ini sudah tiga kali meluap. Dampak dari luapan sungai Mojorembun tersebut, tambah Slamet, sungai dengan lebar enam meter itu meluap hingga merendam ratusan hektare sawah di sekitarnya. Untung saja, mayoritas tanaman di sawah masih diawal masa tanam sehingga kerugian petani tidak terlalu besar.

Meski demikian, kondisi banjir tersebut tetap harus dipertimbangkan karena jika dibiarkan akan terus berdampak dan membahayakan. Normalisasi akan dikerjakan secepatnya dilakukan tahun ini. Dan Dinas PUPR juga akan fokus dalam penanggulangan rawan bencana. “Dan sesuai pemetaan kami ada beberapa lokasi yang akan menjadi prioritas, mulai sungai di Desa Mojorembun Kecamatan Rejoso, sungai Bodor Kecamatan Pace, dan saluran air di Kelurahan Ploso,” ujar Marhaen.(ris)

Tags: