Pemerintah Kabupaten Nganjuk Gelar Apel Siaga Bencana

Wabup Marhaen Djumadi melakukan pemeriksaan peralatan dan perlengkapan untuk penanggulangan bencana alam.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Nganjuk, menggelar apel siaga bencana tahun 2020 untuk memastikan kesiapan mengantisipasi potensi bencana alam yang memiliki indeks risiko bencana alam cukup tinggi. Apel yang dipimpin Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi menyiagakan personil dari Polres Nganjuk, Kodim 0810, BPBD, Dinas Sosial serta Damkar Kabupaten Nganjuk.
“Potensi bencana alam di Kabupaten Nganjuk, yakni bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan dan kebakaran,” kata Wabup Marhaen saat memimpin apel siaga bencana di halaman GOR Bung Karno Nganjuk.
Melalui apel siaga bencana ini, lanjut dia, menjadi sarana untuk berkoordinasi dan meningkatkan kapasitas daerah sarana prasarana dan logistik termasuk sumber dana dari berbagai unsur agar mampu bersinergi dalam penanggulangan bencana. Wabup Marhaen berharap apel siaga bencana ini dapat menjadi manifestasi kesiapan pemerintah daerah, TNI, Polri maupun berbagai komponen masyarakat dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan apabila terjadi bencana.
Apel siaga bencana tahun ini, dianggap sebagai forum kegiatan antar lembaga pemerintah, non pemerintah dan masyarakat untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana. Wabup Nganjuk meminta seluruh elemen masyarakat menyadari bahwa bencana alam memang tidak dapat ditolak tetapi yang lebih penting merupakan upaya bersama untuk dapat meminimalkan dampak yang mungkin terjadi akibat bencana tersebut atau yang biasa disebut dengan mitigasi bencana.
“Untuk itu perlu ditegaskan bahwa penanggulangan bencana alam bukan hanya tugas pemerintah daerah, TNI, Polri, maupun instansi terkait semata, melainkan tugas semua pihak. Penanggulangan bencana alam merupakan panggilan kemanusiaan yang menjadi tanggung jawab bersama,” imbuh Wabup Marhaen.
Berdasarkan perkiraan cuaca, wilayah Nganjuk sudah memasuki musim hujan yang puncaknya diperkiraan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2020. Sehingga perlu diwaspadai hujan lebat dan angin kencang serta bencana lainnya terutama banjir, angin puting beliung dan tanah longsor. “Kita memerlukan langkah-langkah proaktif untuk membantu masyarakat yang terkena bencana. Sebagaimana kewajiban pemerintah melindungi keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup,” tandas Wabup Marhaen.
Dalam kesempatan tersebut Wabup Marhaen beserta instansi terkait melakukan pemeriksaan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan seperti perahu karet, pelampung, helm, dayung, gergaji mesin, tambang, sekop, senter, sepatu boots hingga kendaraan khusus seperti mobil pemadam kebakaran, ambulans, dan mobil BPBD.(ris)

Tags: