Pemerintah Kabupaten Nganjuk Prioritaskan Konservasi Lahan Kritis

Bupati melakukan penanaman pohon penhijaian di lahan kritis di Dusun Ampel Gading Desa Duren Kecamatan Sawahan.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Luasan lahan kritis di Kabupaten Nganjuk mencapai sekitar 9 ribu hektar yang tersebar di 12 Kecamatan. Kondisi tersebut cukup memprihatinkan bila tidak dilakukan pemulihan melalui berbagai program kegiatan penanaman dan konservasi tanah serta air kawasan hutan.
Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidhayat menjelaskan, program pemulihan tersebut diaplikasikan dalam bentuk pembangunan terasering, dam penahan. gully plug, embung, serta pengembanan usaha tani konservasi seperti agroforestry.
“Tentunya langkah tersebut harus dilakukan secara simultan dan terus-menerus untuk mencapai keberhasilan pemulihan hutan,” kata Novi Rahman Hidhayat dalam Peringatan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) Tahun 2020 di Kabupaten Nganjuk.
Lebih lanjut dijelaskan Novi Rahman Hidhayat, sesuai instruki Presiden RI kepada semua Pemerintah Daerah untuk mengembangkan pembibitan melalui kebun bibit rakyat (KBR) disekitar lahan kritis didalam dan disekitar wilayah hutan. Untuk itu, Pemkab Nganjuk, kalangan swasta dan seluruh rakyat bersama cabang dinas kehutanan wilayah Nganjuk untuk bersama-sama mengembangkan KBR. Untuk itu Pemkab Nganjuk intensif melakukan penghijauan dengan melakukan penanaman bibit pohon di lahan kritis.
“Dan Alhamdulillah, di Kabupaten Nganjuk saat ini sudah ada 12 unit KBR dan tiap unit berkapasitas 30 ribu batang bibit tanaman hutan. Jumlah unit KBR tersebut harus terus dapat dikembangkan di setiap lahan kritis sehingga upaya pemulihan bisa cepat tercapai,” ujar Bupati Novi saat melaksanakan penghijauan di Dusun Ampel Gading Desa Duren Kecamatan Sawahan
Namun karena luasan lahan kritis yang mencapai sekitar 9.000 hektar di Kabupaten Nganjuk diperlukan kebersamaan dan kinerja lebih maksimal dari semua pihak untuk dapat mencegah terus meluasnya lahan kritis tersebut. Untuk saat ini tercatat lahan kritis seluas 8.973 hektar dan lahan yang berpotensi kritis 4.200 hektar.
”Kami memberikan perhatian serius atas persoalan lahan kritis ini, apabila perluasan tidak dapat dicegah maka bisa berdampak pada ketersediaan air tanah semakin menurun di Kabupaten Nganjuk,” pungkas Bupati Novi Mas Novi.(ris)

Tags: