Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Terus Kembangkan Kampung KB

Salah satu kegiatan PIK Remaja dalam penyiapan PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja) di kantor P3A KB. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Dalam mengembangkan Kampung KB, Kabupaten Sidoarjo terus melakukan secara intens. Sejak dicanangkan pada bulan Januari 2016 lalu, di Desa Ngingas Kecamatan Waru Sidoarjo hingga saat ini sudah berkembang sebanyak 43 Kampung KB.
Kepala Dinas P3A KB Sidoarjo dr Ika Harnasti menjelaskan, kegiatan Kampung KB merupakan kegiatan integrasi dari Program Kependudukan, KB dan Pembangaunan Keluaga (KKBPK) dengan program pembagunan lain, yakni (Dinkes, Kemenag, Diknas) yang setiap bulannya ada kegiatan rutin.
Diantaranya Pokja Kampung KB, yakni pertemuan membahas usulan, rencana, pelaksanaan, monev dan permasalahan yang timbul pada kegiatan/ program KKBPK dan program Pembangunan yang lainnya. “Adapun pesertanya, OPD KB, lintas sektor, camat, Kades,PLKB, PKK, PPKBD , Sub PPKBD dan anggota kelompok kerja,” katanya Senin (10/6).
Lanjutnya, untuk kedua adalah pertemuan Forum Musyawarah Desa Kampung KB yang membahas rencana teknis untuk membangun kesepahaman dan penguatan dukungan kegiatan di Kampung KB, yang dihadiri oleh OPD KB, BPD, LPMD, tokoh masyarakat, tokoh agama, PKB dan kader kelompok kegiatan.
Ia katakan, dalam program-programnya termasuk Lokakarya mini, yakni diadakan di tingkat kecamatan. Pertemuan tersebut untuk evaluasi kegiatan Kampung KB, identifikasi permasalahan dan mencari solusi terhadap masalah. Termasuk juga kendala yang dihadapi di Kampung KB.
Mereka di antaranya adalah Kades, perangkat desa, camat, perangkat Kec, PKB, petugas lapangan instansi terkait, kader kelompok kegiatan KKBPK, kader kelomp kegiatan lintas sektor. “Termasuk juga melakukan pembinaan PPKBD dan Sub PPKBD, serta melakukan pembinaan terhadap kelompok Tri Bina, yaitu kelompok yang berbasis BKB, BKR, BKL,” jelasnya.
Adapun tujuan Kampung KB adalah untuk menurunkan TFR, meningkatnya pemakaian kontrasepsi, menurunkan Unmetneed, menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15 – 19 th, menurunnya kehamilan yang tidak diiginkan pada usia 15- 49 th, dan anggarannya DAK BOKB bersinergi dengan APBD.
“Selain itu, yang tidak kalah pentingya adalah, disetiap Kampung KB ada pembentukkan PIK Remaja berbasis masyartakat, dimana anggotanya dari remaja yang ada di Kampung KB denga usia 10-24 th dan belum menikah,” pungkasnya. [ach]

Tags: