Pemerintah Kabupaten Sumenep Gelar ”Batik On The Sea 2019”

suasana saat festival batik on the sea 2019 di pantai Slopeng Sumenep.

Sumenep, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menggelar Festival Batik on The Sea 2019. Festival yang merupakam rangkain dari program Visit Sumenep 2019 itu digelar disalah satu objek wisata, Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk.
Bupati Sumenep, A. Busyro Karim mengatakan, pelaksanaan festival batik on the sea 2019 ini merupakan yang kedua kalinya digelar oleh pemerintahan paling ujung timur Pulau Madura setelah tahun 2018 digelar di Pantai Lombang, Kecamatan Batang-Batang.
Pelaksanaan Batik on The Sea berlangsung meriah dan mendapatkan sambutan antusias dari masyarakat . Pengunjung tidak hanya menyaksikan pameran batik, namun mereka dapat menyaksikan lomba fotografi, parade layang-layang 3 dimensi, dan fashion batik competition.
Di hari sebelumnya, Pemkab juga menggelar acara Sumenep Investment Gathering Pertemuan dengan Pengusaha atau Investor dalam rangka promosi investasi daerah di parkir timur Taman Adipura setempat.
“Pada Festival Batik on The Sea kali ini, juga ada parade layang-layang. Pengunjung sangat antusias menyaksikan pagelaran yang dilaksanakan setiap tahun ini,” ata Bupati dua periode dalam sambutannya.
Bupati yang juga mantan ketua DPRD dua periode itu menuturkan, setidaknya ada 46 industri batik di Kabupaten Sumenep yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Semuanya memiliki ciri khas yang berbeda. Selama ini, batik menjadi kebanggaan masyarakat Madura, termasuk Sumenep yang wajib dipertahankan.
Sebab, meski di daerah lain juga memiliki kerajinan batik, tapi di Sumenep ini memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan yang lain. “Mulai dari dulu batik menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Hingga saat ini sudah banyak industri batik mulai dari yang kecil hingga berproduksi dalam skala besar. Batik ini juga telah menjadi komoditi yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Sumenep,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan, sebagai salah satu budaya kebanggaan masyarakat Sumenep, batik juga sebagai seragam dinas bagi para ASN maupun siswa sekolah dilingkungan Pemkab Sumenep. Hal itu untuk menjaga nilai budaya dan meningkatkan kreasi pembatik yang terus bertambah.
“Semua ASN setiap hari Selasa diwajibkan mengenakan batik. Ini salah satu bentuk kepedulian kami terhadap budaya batik. Jangan sampai budaya ini hilang lantaran tidak dipedulikan,” tegasnya.
Dengan kebijakan tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat berdampak positif bagi perkembangan batik dan perekonomian masyarakat Sumenep. Dengan kebijakan tersebut, juga diharapkan bagi pembatik di Sumenep dapat meningkatkan kualitas hasil kreasinya di bidang batik tulis yang menjadi khas Sumenep.
“Kami berharap, ke depan batik khas Sumenep ini bisa bersaing, baik ditingkat lokal, nasional, bahkan ketingkat internasional. Dan kami optimis hal itu akan terjadi kalau para perajin batik ini bersaing dengan sehat dalam berkarya. Kami akan terus mendorong dengan berbagai kebijakan yang berpihak pada perajin batik dan masyarakat,” jelasnya.
Salah satu tujuan digelarnya festival batik on the sea di Pantai Slopeng ini agar dapat menarik pengunjung dari berbagai daerah ke sejumlah objek wisata yang dimiliki Sumenep. Sebab, Sumenep memiliki banyak objek wisata yang indah dan layak menjadi jujukan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Objek wisata yang ada di Bumi Sumekar ini sangat banyak, baik yang bernuansa alami seperti pantai, maupun buatan. Objek wisata religi juga tidak kalah menariknya bagi pengunjung untuk berkunjung seperti Asta Tinggi yang merupalan tempat pemakaman para raja, Mesjid Jamik dan Mosium Keraton Sumenep. [adv.sul]

Tags: