Pemerintah Kota Batu Gelar Rakor Penanggulangan Stunting

Wali Kota Batu, Dra.Hj.Dewanti Rumpoko saat memimpin Rakor Penanggulangan Stunting Kota Batu di ruang rapat utama lt.5 Gedung A Balaikota Among Tani Batu, Rabu (8/1)

Kota Batu,Bhirawa.
Stunting atau gizi buruk masih menjadi masalah dan ancaman yang perlu mendapatkan perhatian serius. Karena itu Wali Kota Batu, Dra.Hj.Dewanti Rumpoko memimpin langsung Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan Stunting di Kota Batu yang dilaksanakan di ruang rapat utama lt.5 Gedung A Balaikota Among Tani Batu, Rabu (8/1). Dalam rakor tersebut, Dinkes membentuk satgas untuk membantu tusi tenaga ahli gizi di puskesmas.
Selain para petinggi Dinas Kesehatan (Dines), dadir dalam kemarin Kabag Humas Suliyanah, Anggota PKK dan Dharma Wanita Kota Batu, ahli gizi dan dokter anak RS.Hasta Brata dan RS Karsa Husada, perwakilan Rotary Club, IDI Batu, Pokja Penanggulangan Stunting Kota Batu, Muslimat/ Fatayat.
Kepala Dinas Kesehatan drg.Kartika Trisulandari mengatakan bahwa diperlukan road map yang jelas dalam penanggulangan masalah stunting Kota Batu. Untuk itu Dinkes membentuk satgas untuk membantu tusi tenaga ahli gizi yang ada di puskesmas.
“Selain itu berbagai cara sudah kita lakukan dalam menanggulangi stunting ini. Antara lain, menggelar work shop pemberian makanan balita dan anak, survey balita stunting kerja sama dengan Poltek Kesehatan Malang, kerja sama dengan Kemenag dengan program smart catin serta orientasi antropometri dalam rangka pemetaan stunting,”ujar Kadinkes Batu, Kartika, Rabu (8/1).
Selain itu, lanjut Kartika, pihaknya juga melaksanakan Workshop Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), pemeriksaan kualitas air dan jamban. Kemudian dilanjutkan dengan pemantapan Desa Siaga, Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif ( GP2SP). Dan untuk mengoptimalkan progress dari semua giat di atas, Dinkes melaksanakan koordinasi lintas sektor.
Menyikapi masalah stunting ini, Wali Kota Batu Dra.Hj.Dewanti Rumpoko mengatakan agar pihak terkait bersikap responsif ketika ada informasi atau data adanya gizi buruk atau stunting ini. Hal ini dilakukan dengan lansung mengkampayekan adanya bahaya stunting yang sangat mengkuatirkan di tengah masyarakat yang adem ayem ini.
Pemkot harus melakukan percepatan untuk memberitahu masalah stunting. Artinya, Pemkot harus jemput bola dalam memberikan arahan dan pembinaan gizi, termasuk untuk posyandu balita. “Saya minta ibu yang ada di Kota Batu menjadikan anak anak kita tumbuh secara optimal. Jadi kita harus bekerja sama dengan Dinas terkait, dan di sekolah setiap minggunya diwajibkan memberi makan berupa telur ke semua anak didiknya,”jelas Walikota.(nas)

Tags: