Pemerintah Kota Probolinggo Peroleh Catatan Khusus Tim Penilai

Wawali Subri saat mendampingi tim penilai KLA.

(Soal Komitmen Kepala Daerah)

Kota Probolinggo, Bhirawa
Verifikasi lapangan penilaian Kota Layak Anak (KLA) dimulai hari ini 26/7 pagi. Tim penilai sudah berkeliling ke sejumlah titik pantau di hari pertamanya. Kota Probolinggo pun mendapatkan catatan khusus dari tim penilai Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Perempuan dan Anak (KPPA).
“Kota Probolinggo mendapat catatan khusus. Yaitu, komitmen wali kota dan wakil wali kota. Kepala daerahnya yang begitu luar biasa. Harus diacungi jempol. Saya tadi lihat cair sekali dengan isu tentang layak anak. Suatu sinergi luar biasa yang membuat Kota Probolinggo semakin maju dalam hal layak anak,” tegas Tim Ahli KLA Kementerian PPPA, Taufiq Uwaidah.
Hal itu disampaikan Taufiq setelah ia mendatangi empat titik pantau. Kunjungan tim verifikasi lapangan KLA dibagi menjadi dua, Taufiq Uwaidah dan Yosi Diani Tresna. Tim satu (Taufiq) berkunjung ke Taman Baca, Kampung Benteng, Kampung Ramah Anak (KRA) Wiroborang dan Taman Maramis. Sedangkan tim dua ke TWSL, Jati Kampung Seni, KRA Jrebeng Weran, Suara Kota dan Gedung Kesenian. Selama kunjungan mereka didampingi Bappeda Litbang dan DP3AKB serta pihak terkait.
Tim penilai mengaku secara umum ada peningkatan. Karena dua tahun sebelumnya, saat verifikasi KLA, Taufiq juga yang bertugas di Kota Probolinggo. Selama disini, tim sekilas akan melihat hal-hal terkait dengan layak anak dan ramah anak.
“Ada apa ga iklan rokok, bersih atau engga. Jalan-jalan ke taman menemukan hal yang beresiko dan membahayakan anak-anak atau engga. Itu hal yang secara visual kami lihat. Lihat secara fisik lalu nengok sebentar tanya beberapa hal,” ujar Taufiq. Terkait dengan diskusinya dengan kelompok masyarakat, kata Taufiq, ia menilai sudah ada gregetnya. Banyak sekali kampung dan komunitas di Kota Probolinggo yang didorong untuk ramah anak.
“Itu upaya bagus. Terlepas dari sekarang seperti apa kondisinya, karena memang harus ada proses. Dari situ kami bisa evaluasi dari waktu ke waktu, apa ada kekurangan, apa ada perbaikan tidak di Kota Probolinggo,” ujar tim ahli yang sudah menilai 12 daerah di Indonesia ini. Apakah kota ini sudah memenuhi indikator dan capaian, Taufiq belum bisa berkomentar banyak. Pasalnya, ia harus membandingkan antara verifikasi mandiri dengan apa yang ada di lapangan.
Yang jelas, program pemerintah ini bukan hanya mengejar predikat dan penghargaan KLA. Namun yang paling penting, lanjut Taufiq, adalah bagaimana effort dan komitmen yang kuat untuk melayani, memenuhi dan memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Karena itu sudah menjadi mandat bagi pemerintah daerah sesuai pasal 21 UU Nomor 35 tahun 2014, bahwa pemerintah daerah harus mendukung kebijakan pusat tentang perlindungan anak dan mewujudkan layak anak.
Semakin tahun peserta yang mengikuti KLA sangat banyak dan kementerian pun mulai kerepotan untuk menentukan siapa yang layak dan tidak. Tim ahli hanya melakukan verifikasi dan pelaporan, penentuan siapa yang lolos adalah kewenangan eselon 1 dan 2 di Kementerian PPPA dan Menteri PPPA.
“Kesan saya terhadap Kota Probolinggo, jelas sekali komitmen wali kota dan wakil wali kota bagus. Keinginan beliau dalam memajukan anak itu mengemban fungsi strategis. Dan, beliau (wawali) benar, anak-anak ini adalah masa depan kita. Itu sangat mengesankan,” tutur Taufiq saat ditanya kesannya selama kunjungan lapangan.
Wawali Mochammad Soufis Subri memang memberikan pendampingan kepada tim penilai KLA. Ia pun mengikuti tim penilai blusukan ke semua titik pantau. Subri juga kerap memberikan penjelasan ketika tim penilai menanyakan informasi.
“Kami sebagai pimpinan daerah berharap kepada tim untuk bisa memberi masukan sehingga kita bisa berbenah. Dan, kami berharap tidak hanya capaian secara nilai tapi masukan beliau-beliau ini menjadi acuan kami dan seluruh OPD agar punya komitmen yang sama. Bagaimana konsep layak anak bisa dirasakan, teraplikasi. Itu yang terpenting bagi kami dan membutuhkan kerjasama serta sinergitas semua pihak,” jelas Subri.
Selain itu, bagi Subri, komitmen layak anak sifatnya harus continue. Sebagus apapun, teraplikasi dengan baik tetapi tidak continue akan menjadi hambatan. “Kami berupaya mempertahankan Kota Probolinggo sebagai Kota Layak Anak. Karena anak adalah result sumber daya manusia yang membangun Indonesia ke depan dan Kota Probolinggo, khususnya. Oleh karena itu kami berupaya menjadikan anak-anak di kota ini bisa membawa Kota Probolinggo lebih baik,” tuturnya.
Kunjungan tim verifikasi hari ini dipuncaki dengan bertemu Forum Anak Kota Probolinggo. Senin 27/5 tim akan melanjutkan kunjungan lapangan ke Kelurahan Layak Anak (Kelana) Kedopok, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Probolinggo Kota, Lembaga Kesejahteraan Keluarga, Command Center/layanan 112, Kelana Pilang, Mal Pelayanan Publik, Banger Telecenter, ULT Penanggulangan Kemiskinan. Setelah tim menyusun hasil evaluasi, akan pertemuan dengan kepala daerah, tambahnya.(Wap)

Tags: