Pemerintah Lamban, IKA Stikosa AWS Bersama GUSDURian Salurkan Paket Sembako

Surabaya, Bhirawa
Kurang lebih dua bulan sejak Presiden RI Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 yang terdeteksi di tanah air, penyebarannya memang terus meningkat cukup tinggi, termasuk di Surabaya, Jawa Timur.
Hingga 8 Mei 2020, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 20959 orang, 3915 orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan positif Covid-19 (coronavirus) 1281 orang.
Masyarakat pun telah merasakan dampak sosial ekonomi dari pandemi ini. Tak sedikit pula warga kurang mampu di wilayah Surabaya yang belum mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Mencermati fenomena itu, IKA Stikosa AWS bersama dengan GUSDURian bergerak. Mereka menyalurkan bantuan paket sembako. Total sebanyal 150 paket dibagikan bagi warga di wilayah Surabaya di Nginden, Semampir AWS, Panjang Jiwo dan Jagir.
“Sejak awal pandemi Covid 19 ini, kami mengamati memang banyak warga yang mengalami kesulitan ekonomi. Ada yang pekerja harian dengan penghasilan tidak tetap yang sekarang tidak bekerja, ada buruh yang juga korban PHK, sampai warga miskin yang memang tidak mampu lagi membeli sembako,” kata Ketua IKA Stikosa AWS, M Zurqoni, Sabtu (9/5/2020).
Untuk bisa membantu warga yang membutuhkan dan terdampak pandemi ini, pihaknya dibantu GUSDURian Peduli. “Sembako sebanyak 150 paket ini kami salurkan dari GUSDURian Peduli yang didukung Young Buddhist Association atau Pemuda Budha Jawa Timur dan Komunitas Tergar Indonesia,” jelasnya.
Untuk proses penyaluran sembako yang dikemas kotak karton itu melibatkan pula Takmir Masjid A Aziz yang berada di komplek kampus Stikosa AWS. “Data penerima bantuan dan teknis penyaluran sudah kami tentukan agar berjalan lancar. Alhamdulillah respon masyarakat juga cukup bagus,” ujarnya.
Koordinator Posko GUSDURian Peduli Surabaya, Yuska Harimurti menjelaskan, bahwa kondisi pendemi Covid 19 tak jelas kapan akan berakhir. “Maka kita tak akan cukup hanya mengandalkan pemerintah untuk mengatasi dampak yang ditimbulkannya. Siapapun yang mampu harus bisa membantu,” kata Yuska.
Menurutnya, masa darurat pandemi ini tidak hanya mewaspadai virus dari aspek kesehatan saja tapi juga dampak sosial ekonomi pada masyarakat yang terdampak. “Kita perlu kuat bersatu sebagai warga bangsa, bahu membahu, tolong menolong dan saling jaga di antara kita. Wajib sosial distancing memang penting tapi jangan lupakan semangat social solidarity,” ungkapnya.
Dukungan luar biasa kepada GUSDURian Peduli juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia selalu punya kearifan untuk bersolidaritas, memperkuat diri secara swadaya, dan mampu untuk saling jaga.
“Alhamdulillah untuk bantuan paket sembako kali ini kami dibantu kawan-kawan dari IKA Stikosa AWS. Ini menjadi energi baru buat kami karena sudah sebulan lebih kami harus berjuang menyalurkan bantuan untuk masyarakat di Jawa Timur,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Tim Kerja Nasional GUSDURian Peduli, Alissa Wahid mengatakan, sumbangan dari para donatur besar atau pun kecil dikumpulkan dan telah menolong 10 ribu KK atau lebih dari 40 ribu jiwa. “Ini menjadi bukti bahwa watak penuh kasih sayang, tolong menolong, dan bergotongroyong masyarakat Indonesia masih tetap hidup,” jelasnya.
“Semoga kita bisa melewati masa sulit ini dengan semangat keindonesiaan. Gus Dur telah meneladankan, sekarang saatnya kita melanjutkan,” pungkasnya. [geh]

Tags: