Pemerintah Perlu Gratiskan Vaksin Kanker Serviks

3-kanker-dr Brahmana, Sp OG Onk (K)Surabaya, Bhirawa
Banyaknya korban meninggal akibat kanker serviks (Kanker leher rahim, red) di Indonesia diperlukan program wajib dan gratis vaksin untuk penyakit yang menyerang kaum hawa ini.
Koordinator Devisi Kandungan POSA RSUD dr Soetomo, dr Brahmana, Sp OG Onk (K) menyebut pemerintah perlu membuat program wajib dan menggartiskan vaksin kanker servik. Menurutnya, setiap satu jam ada pasien wanita meninggal akibat kanker serviks. Jika dilihat jumlah penderita kanker serviks tahun 2012 angkanya mencapai 20 ribu sedangkan yang meninggal mencapai 9 ribu lebih.
”Melihat kondisi ini diharapkan pemerintah mengambil kebijakan khusus untuk mengurangi dan menanggulangi kematian akibat virus papilloma,” ujarnya.
Bapak tiga anak ini mengungkapkan, pemerintah melalui Kemenkes dan Dinkes diharapkan memberikan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) quadrivalent kepada masyarakat secara gratis, khususnya para wanita rentang usia 9-45 tahun. Usia ini yang rawan terjangkitnya virus HPV pada wanita.
”Ada baiknya pemberian vaksin HPV quadrivalent ini diberikan kepada wanita yang belum melakukan hubungan badan dengan harapan penularan virus HPV kemungkinan kecil akan menular ke wanita. Seharusnya diwajibkan dan gratis mengingat vajksinnya mahal,” ujarnya.
Lebih lanjut Brahmana menyatakan, dalam penanganan kasus kanker serviks diharapkan masyarakat lebih konsen dalam menanganinya. Jika dilihat saat ini masih banyak wanita yang tidak peduli akan penyakit mematikan ini. Banyak wanita yang terkena penyakit kanker serviks datang berobat ke dokter sudah stadium lanjut hal ini yang menyebabkan penyakit kanker serviks sulit disembuhkan.
Menurutnya, kanker serviks dapat diantisipasi jika pasien sering melakukan pap smear (Pemeriksaan leher rahim untuk mendeteksi kanker rahim, red) rutin setahun sekali. Pemeriksaan pap smear akan mendeteksi secara dini genjala-gejala awal terjadinya kanker serviks.
”Biasanya pap smear akan mengetahui seseorang terkena kanker serviks atau tidak. Akantetapi sebelum terkena kanker serviks maka seseorang akan terkena pra kanker serviks,” tuturnya.
Dikatakannya, untuk pra kanker serviks seseorang wanita akan dapat disembuhkan total 100 persen sedangkan untuk pasien yang terkena kanker serviks maka kemungkinan besar akan sulit disembuhkan.
”Untuk tingkat kesembuhan pasien kanker serviks tidak bisa 100 persen, sedangkan untuk pra kanker serviks akan bisa sembuh total 100 persen,” tegasnya dengan nada mantap ini.
Ke depan ia berharap dengan banyaknya jumlah kematian yang terjadi pada penderita kanker serviks menjadi cambuk bagi pemerintah dalam mengambil kebijakannya. ”Jika pemerintah sulit untuk menanggung beban dapat diikutsertakan pada program BPJS Kesehatan dan ini saya rasa bisa dijadikan sebagai pilihan,” katanya singkat. [dna]

Keterangan Foto : dr Brahmana, Sp OG Onk (K)

Tags: