Pemerintah Provinsi Jawa Timur Izinkan IPS Impor Sapi Perah

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim mengizinkan Industri Pengolahan Susu (IPS) mengimpor sapi perah, karena jumlah produksi susu sapi segar di Jawa Timur belum mencukupi kebutuhan harian. Produksi susu sapi segar di Jawa Timur saat ini di angka 513 ribu ton per bulan.
“Untuk memenuhi kebutuhan memang masih belum cukup. Saat ini, produksi susu masih 1.200 ton per hari. Kebutuhannya 2 ribu ton per hari. Kurang 800 ton per hari. Jadi, pengembangan sapi perah sangat menjanjikan,” kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, drh Wemmi Niamawati MMA, kemarin.
Wemmi mengatakan, Pemprov malah berharap IPS memasukkan (mengimpor) sapi perah untuk meningkatkan kuantitas produksinya. Karena itu, Soekarwo Gubernur Jatim membuka lebar-lebar kran impor sapi perah di Jatim. “Seperti tiga tahun lalu, Pakde Karwo mengimpor sapi perah dari Australia, dibagi ke kelompok peternak. Alhamdulillah, laporan Bu Kabid, dari 50 ekor sekarang jadi 150 ekor,” ujarnya.
Impor sapi oleh IPS memang menjadi salah satu upaya memenuhi kebutuhan susu sapi segar di Jawa Timur. Wemmi mencontohkan beberapa perusahaan yang sudah mengimpor sapi perah. “Seperti, greenfields yang impor sapi dan punya kemitraan dengan kelompok di wilayahnya. Ada juga yang diolah sendiri susunya, lalu diekspor. Kemarin sampai 8 ton ekspornya,” katanya.
Soal perizinan ekspor, lanjutnya, yang mengeluarkan tetap dari pemerintah pusat. Sedangkan untuk izin impor, harus ada rekomendasi dari Dinas Peternakan Jatim. “Kami di APBD Jatim ini tidak ada untuk impor. Kalau IPS dipersilahkan memasukkan sapi perah,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, peternak sapi perah mengeluhkan kebijakan pemerintah menghilangkan kewajiban IPS untuk bermitra dengan peternak lokal dalam Perubahan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 26 Tahun 2017.
Wemmi mengatakan, di Jawa Timur sampai saat ini kemitraan itu masih berlaku seperti yang dia contohkan tentang Greenfields. Namun, dia mengatakan, ada kebebasan bagi peternak ingin menjualnya ke mana. “Peternak lokal ada yang memasukkan ke KUD (Koperasi Unit Desa), atau ke perusahaan seperti Nestle, Indolakto. Terserah peternak itu sendiri. Kalau ke KUD Rp5.000 per liter, ke IPS Rp6.000 per liter,” ujarnya.
Wemmi mengklaim, soal kualitas susu segar, 85 persen produksi susu segar di Jawa Timur memiliki kualitas grade I atau yang terbaik di Indonesia. Penyeleksian kualitas ini dilakukan oleh KUD. “KUD yang akan menilai dan menetapkan harganya sesuai grade itu,” ujarnya.
Karenanya, dia menilai, soal kualitas susu sapi segar di Jatim sudah memenuhi standar. PR-nya adalah meningkatkan kuantitas produksinya agar kebutuhan susu sapi segar terpenuhi. [rac]

Tags: