Pemerintah Pusat dan Provinsi Jatim Harus Ikut Peduli Urusan Sungai

Sungai Gok, Jalan Pesantren Waru Sidoarjo .

MASALAH penanganan sungai Kali Buntung, yang melewati di sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo ini, masih juga belum ada solusi yang signifikan. Baik masalah sampah yang dibuang ke sungai maupun masalah normalisasinya.

Sidoarjo, Bhirawa
Sungai Kali Buntung yang salah satunya melewati wilayah Kecamatan Waru, tepatnya di Desa Kedungrejo RT 01 RW 01, meski genangan air akibat hujan lebat dan pas air laut sedang pasang sering menimbulkan genangan air, namun penduduk yang minat tinggal disana terbilang padat.
Menurut Do’i, warga yang tinggal di kawasan itu, kalau hujan lebat dan lama serta pas air laut sedang pasang, genangan air akibat luapan sungai Kali Buntung itu bisa sampai Seminggu, seperti beberapa tahun lalu.
“Genangan airnya bisa masuk rumah yang pondasinya rendah, seperti rumah saya ini, kalau rumah baru yang pondasinya kini tinggi, tidak sampai masuk,” tutur Do’i, warga RT 01 RW 01, Minggu (23/2/2019) kemarin.
Do’I mengatakan, warga sekitar tempatnya sebenarnya sudah relatif sadar tidak lagi membuang sampahnya ke sungai Kali Buntung. Karena di dekat tempatnya itu, ada tempat pembuangan sampah. Yang juga dipakai oleh pedagang pasar Desa Kedungrejo membuang sampahnya. Sampah tersebut tiap siang hari diambil petugas dengan menggunakan truk sampah.
“Kalau menurut saya, sampah yang dibuang ke Kali Buntung itu banyak dari atas (sebelum masuk ke Desa Kedungrejo),” katanya Do’i.
Hal serupa juga diutarakan oleh Kepala Desa Brebek, Zainal Abidin. Menurutnya, warga Desa Berbek yang tinggal di bantaran sungai Kali Buntung itu, semuanya sudah ikut anggota di pembuangan sampah di TPST (Tempat pengolahan sampah terpadu ) di desanya.
“Jadi sampahnya sudah di bawah ke TPST semua. Sampah yang di sungai Kali Buntung itu, menurut saya banyak berasal dari limpahan bagian atas,” kata Zainal.
Sungai Kali Buntung ini menurut Zainal, memang meluap kalau saat musim hujan dan air laut sedang pasang saja. Airnya menggenangi sebagian sejumlah desa seperti Desa Bungurasih, Medaeng, Waru, Kedungrejo, Janti, Wedoro, Tambakrejo dan Tambaksawah.
Zainal berkeinginan, suatu saat nanti membuat saringan sampah di sungai Kali Buntung itu. Agar sampah dari bagian atas tidak sampai masuk ke wilayah desanya.

Kondisi kali buntung Waru Sidoarjo.

Sementara Kepala Desa Waru, M. Junaidi juga pernah mengutarakan genangan air karena luapan sungai Kali Buntung itu memang jadi salah satu persoalan di desanya yang terbilang padat penduduk di Kecamatan Waru tersebut.
Air genangan dari sungai Kali Buntung, dinilai kadang tidak cepat surut, karena di desa itu tidak ada lahan yang jadi resapan air lagi. Karena lahan-lahan tanah sudah dipakai untuk pemukiman penduduk.
Mantan Camat Waru, Drs Imam Mukri Effendy MM, berpendapat kalau bicara tentang sungai tidak akan bisa hanya dari persektor atau per wilayah saja.
Karena sungai itu tempat mengalirnya air dari hulu sampai ke hilir. Sedangkan posisi Kabupaten Sidoarjo berada pada posisi paling hulu. Termasuk sungai Kali Buntung tersebut.
“Sehingga pasti akan menerima dampak yang paling besar, karena semua yang ada di sungai mulai dari hulu sampai ke hilir, jatuhnya pasti ke Kabupaten Sidoarjo. Salah satunya termasuk sampah di sungai. Maka karena itu Pemerintah Pusat dan Provinsi juga harus ikut peduli dalam menyelesaikan masalah ini, kalau Kabupaten Sidoarjo saja tidak akan bisa,” kata Imam, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Pemerintahan Pemkab Sidoarjo, saat dihubungi Bhirawa Minggu (23/2/2019) kemarin.
Imam secara pribadi punya gagasan, agar sepanjang sungai Kali Buntung itu dibangun jogging track dan tempat pembuangan sampah, yang bisa diambil setiap hari. Sehingga selain bisa dipakai untuk wisata dan berolah raga juga dipakai sebagai jalan untuk membersihkan sungai.
“Tetapi saya mengakui, kendalanya banyak bangunan yang telah berdiri di pinggir sungai, ini yang harus dikoordinasikan bersama-sama bagaimana solusinya,” kata Imam. [kus]

Tags: