Pemerintah Sudah Antisipasi Kerusuhan

10-SBYJakarta, Bhirawa
Masa kampanye Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 yang hanya diikuti oleh 2 (dua) pasang Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Cawapres), yaitu Prabowo Subianto – Hatta Rajasa dan Joko Widodo (Jokowi)  Jusuf Kalla, yang berakhir pada Sabtu (5/5) malam, dinilai sejumlah pihak sangat keras, dan dikhawatirkan akan memicu terjadinya kekerasan dalam Pilpres mendatang. Lebih-lebih hasil sejumlah suvei menunjukkan tingkat elektabilitas kedua pasangan dinilai berimbang.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku, ia telah menerima beberapa pesan melalui SMS tentang kecemasan akan adanya kerusuhan dalam Pemilu Presiden 2014. Menurut Presiden, mungkin saja ada kekerasan atau benturan kekerasan. Namun ia mengingatkan, Pilpres 2004 dan 2009 itu berjalan damai dan demokratis, aman, tertib dan lancar.
“Artinya, rakyat kita telah mengukir sejarah, meskipun kompetisinya bisa keras, tetapi pada saat pemilu mereka bisa menerima apapun hasilnya,” tutur Presiden SBY dalam wawancara dengan Caosa Indriyani sebagaimana ditayangkan dalam kanal http://www.youtube.com/watch?v=G8fvEN1TMYQ, Sabtu (5/7) kemarin.
Presiden menegaskan, pemerintah sudah mengantisipasi kemungkinan terjadi kerusuhan pada Pilpres 2014 ini. Dalam sidang kabinet beberapa hari lalu, kata Presiden SBY, ia sudah menginstruksikan kepada jajaran Polri dan TNI yang membantu tugas Polri dalam pengamanan ini.
“Intinya, saya minta mereka mencegah. Manakala tetap muncul benturan itu, segera ditanggulangi, tidak boleh dibiarkan. Sebab, kalau dibiarkan demokrasi kita akan tercoreng, keamanan nasional terganggu, ekonomi bisa terganggu, dan akibatnya rakyatlah yang menderita,” tutur Kepala Negara.
Soal bagaimana itu bisa dicegah dan ditanggulangi dengan cepat, Presiden SBY menegaskan, ia sudah menyerukan agar TNI dan Polri benar-benar netral, sehingga diharapkan TNI dan Polri bisa adil, tidak tebang pilih.
“Siapapun yang melakukan kekerasan, perusakan, pembakaran bisa ditindak tegas, supaya bisa membawa kebaikan. Kalau  rakyat melihat ada anggota TNI dan Polri tidak netral, silahkan dilaporkan supaya bisa diambil tindakan tegas,” ujar SBY.
Kalau yang tidak netral itu perwira tinggi, baik TNI AD, AL, AU, maupun Polri, Presiden SBY mempersilahkan untuk dilaporkan kepadanya  hari itu juga.
“Ini akan kita tegakkan hukum agar pemilu itu benar-benar berjalan dengan baik, berjalan dengan damai,” tegasnya.
Presiden SBY mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengawasi, apalagi penyelenggara pemilu saling awas mengawasi, jangan sampai dibiarkan setiap pelanggaran sekecil apapun. Kalau rakyat melihat ada yang benar-benar bermain politik uang, melakukan intimidasi, misalnya pejabat daerah menggerakkan jajarannya untuk memenangkan partai politik darimana ia berasal, Presiden SBY meminta untuk dilaporkan. Ia pun mendesak, agar yang dilapori jangan sampai laporan dipetieskan, tapi harus segera ditindaklanjuti.
Presiden juga berpesan kepada pada Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres), yaitu Prabowo Subianto – Hatta Rajasa dan Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla untuk siap menang sekaligus siap kalah dalam Pemilu Presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan pada Rabu, 9 Juli mendatang.
“Baik Pak Prabowo maupun Pak Jokowi harus siap menang dan sekaligus siap kalah. Yang menang tidak perlu arogan, yang kalah tidak perlu ngamuk,” kata Presiden .
Presiden mengingatkan  betul agar paska pilpres ini diantara kedua Capres, yaitu Prabowo Subianto maupun Joko Widodo agar tidak perlu bermusuhan selamanya, atau menyimpan dendam yang tidak berkesudahan, dan munkin diwariskan kepada konstituen-konstituennya.
“Ingat setiap 5 (lima) tahun akan ada Pilpres lagi, silahkan berkompetisi lagi, peluang selalu terbuka,” tutur Kepala Negara.  [ant]

Keterangan Foto : Pemerintah sudah mengantisipasi kemungkinan terjadi kerusuhan pada Pilpres 2014 ini. Tampak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat bersilaturahmi dengan para pimpinan TNI/Polri beberapa waktu lalu.

Rate this article!
Tags: