Pemerintah Wajib Perhatikan Penyandang Disabilitas

Fasilitas umum yang disedikan untuk penderita disabilitas

Fasilitas umum yang disedikan untuk penderita disabilitas

Surabaya, Bhirawa
Keberadaan para penyandang kekurangan dan keterbatasan fisik atau disabilitas kerap mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari masyarakat di sekitarnya. Bahkan sejumlah kaum difabel mengaku Pemerintah masih minim memberikan perhatian, utamanya dalam penyedian sarana dan prasarana bagi para difabel.
Ketua Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Propinsi Jatim Cuk Sukiadi, berharap melalui kegiatan yang melibatkan penyandang disabilitas bisa menyadarkan masyarakat agar lebih peduli terhadap keberadaan kaum disabilitas tersebut.
“Meski sudah ada aturanĀ  seperti undang – undang nomer 4 tahun 1997 tentang penyandang disabilitas yang menyatakan kaum difabel memiliki kesamaan baik dari segi hak dan perlakuan, namun implentasinya masih sangat kurang,” terangnya.
Masyarakat dan pemerintah kata Cuk Sukiadi memiliki tangung jawab yang sama untuk membantu meningkatkan kesejahterraan dan memperhatikan nasib kaum difabel.
Karena para penyandang keterbatasan fisik tersebut, imbuh Cuk Sukiadi bisa disandingkan dengan masyarakat normal termasuk dalam urusan pekerjaan dan kemampuan.
Sementara itu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta kepada masyarakat agar yang mengetahui ada anak disabilitas di tempatnya yang belum terdata agar segera melapor ke pihaknya. “Walau anak disabilitas harus tetap sekolah. Tidak boleh tidak,” kata Risma.
Pihak Pemkot Surabaya sendiri telah meminta kepada dinas pendidikan agar anak berkebutuhan khusus tersebut dapat mengenyam pendidikan yang layak seperti siswa sekolah pada umumnya. “Mulai cara mengajar hingga sekolah harus setara. Orang tua jangan sampai malu mempunyai anak disabilitas,” ujarnya.
Sebelumnya, Risma juga menyulap Taman Surya yang terletak di halaman Balai Kota Surabayamenjadi ramah bagi warga difabel, khususnya tuna netra.Pihaknya mencoba membuat taman tematik karena selama ini, warga tuna netra belum mendapat fasilitas memadai ketika berkunjung ke taman.
”Kita sebaik mungkin menyediakan fasilitas bagi para difabel hal ini sebagai bentuk perhatian Pemkot,” ucapnya.
Koordinator Proyek PROPEL-ILO Indonesia, Johanis Pakereng menambahkan, keberadaan para penyandang disabilitas di Indonesia harus lebih diperhatikan. Baik dalam memperoleh pekerjaan, penyediaan fasilitas umum hingga menghilangkan diskriminasi kepada mereka yang berkebutuhan khusus. Karenanya International Labour Organization (ILO) sebuah organisasi tingkat dunia yang punya tujuan utama mempromosikan kesempatan kerja layak kepada penyandang disabilitas berharap semua pihak tak memandang rendah kepada orang-orang penyandang disabilitas ini.
“Kami ingin perspektif publik diubah dalam hal memandang para penyandang disabilitas. Sehingga bisa membuka peluang kepada kaum disabilitas untuk mendapatkan kesempatan kerja,” ujarnya. [dna]

Tags: