Pemesanan Buku Agama Tak Terkontrol

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Surabaya, Bhirawa
Awal tahun ajaran baru 2014/2015 sekaligus akan menjadi awal penerapan kurikulum baru 2013 (K13) secara serentak. Meski tinggal dua minggu lagi jadwal tahun ajaran baru dimulai, persoalan buku K13 ternyata belum juga rampung. Khususnya pemesanan buku agama yang tak terkontrol Dinas Pendidikan (Dindik).
Di Surabaya misalnya, pemesanan buku K13 untuk mata pelajaran agama tidak dilakukan pada satu penerbit. Selain itu, lokasi penerbit yang jauh menyulitkan komunikasi antara penerbit dengan Dindik selaku koordinator pemesanan buku K13. “Kami sampai sekarang tidak tahu sekolah mana yang sudah pesan buku agama dan sekolah mana yang belum pesan. Kami tidak bisa berkomunikasi dengan penerbit karena terletak di Jakarta dan Bandung dan tidak ada kontak yang dapat dihubungi,” tutur Kasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar (Dikdas) Dindik Surabaya Ahmad Zamroni, Senin (7/7).
Zamroni menuturkan, upaya untuk melakukan kordinasi dengan pihak penerbit belum dapat tercapai. Sehingga dia pun memutuskan agar pihak sekolah langsung memesan secara daring tanpa sepengetahuan Dindik. Sebagaimana yang telah ditentukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pemesanan buku mata pelajaran agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu untuk wilayah Surabaya ditujukan ke CV Acarya Media Utama, Bandung. Sedangkan untuk buku pegangan guru agama Islam dipesan ke PT Angkasa Grafika Pratama, Jakarta, pegangan guru Kristen dan Katolik dipesan ke CV Indo Citra Mandiri, Jakarta.
Kondisi ini berbeda dengan proses pemesanan buku K13 untuk mata pelajaran inti yang dipesan ke penerbit yang terletak di Surabaya. Menurut dia, pemesanan buku untuk mata pelajaran inti lebih mudah dipantau. “Kalau penerbitnya mudah diajak koordinasi, kita kan juga mudah membantu untuk mendesak sekolah yang belum pesan agar segera memesan,” tutur dia.
Sulitnya mendapat buku mata pelajaran agama ternyata dibenarkan oleh sekolah-sekolah di Surabaya. Kepala SMP Muhammadiyah 5 Surabaya Sudarusman mengatakan, hingga saat ini belum ada konfirmasi mengenai buku agama Islam yang dia pesan baik untuk siswa maupun guru. Sehingga dia pun tak tahu kapan dropping buku mapel agama ini dilakukan. “Kami sudah memesan sekitar 300 eksemplar. Tapi sampai sekarang tidak ada,” tutur dia.
Sudarusman mengatakan, keterlambatan buku tidak bisa ditunggu terus menerus tanpa persiapan guru. Dengan demikian, dia pun terpaksa meminta para guru untuk sementara memfoto kopi buku pegangan guru yang dapat diunduh melalui laman Kemendikbud. “Untuk sementara guru-guru mempersiapkan diri dengan buku foto kopian itu. Kita juga tidak tahu kok sampai sekarang belum dikirim,” tutur dia.
Sebelumnya, Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi telah menegaskan, Dindik kabupaten/kota memiliki kewajiban untuk mengawasi penggunaan dan pemesanan buku K13. Kepada daerah, Harun bahkan memberi deadline distribusi buku K13 sudah harus sampai di tangan sekolah pada 30 Juni mendatang. “Semua buku sudah harus di terima akhir bulan ini. Kalau ada sekolah yang kekurangan satu atau dua buku dari penerbit, jangan dibayar dulu. Tunggu sampai bukunya komplit,” pungkas Harun. [tam]

Rate this article!
Tags: