Pemilik E-Waroeng Ingatkan Bulog Jaga Kualitas Beras di Situbondo

Bulog Bondowoso saat mengadakan operasi pasar beras layak konsumsi atau beras premium di Pasar Senggol Kelurahan Ardirejo Situbondo. (sawawi/bhirawa)

(Setelah Bulog Ditunjuk Kembali Menjadi Penyedia Bantuan BPNT)

Situbondo, Bhirawa
Sejumlah pemilik E-Waroeng yang tersebar di Kabupaten Situbondo meminta Bulog untuk menjaga kualitas bantuan beras yang akan disalurkan kepada warga miskin di Situbondo. Pasalnya, mulai saat ini Bulog kembali ditunjuk menjadi penyedia beras untuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sudah lama diprogramkan oleh pemerintah. Semua para pemilik E-Waroeng mengaku khawatir akan menerima protes dari penerima bantuan, jika beras yang disalurkan Bulog sama seperti beras raskin.
Harapan dan permintaan itu disampaikan pemilik E-Waroeng saat mengikuti rapat koordinasi (rakor) bersama Bulog yang di difasilitas Dinas Sosial Kabupaten Situbondo. Sebelumnya, E-Waroeng sebagai pihak yang ditunjuk menyalurkan BPNT, selalu menyediakan beras berkualitas bagus yang dibeli dari pengusaha beras di Kabupaten Situbondo. “Namun pembelian saat ini disesuaikan dengan ketentuan yang baru, dimana penyedia beras BPNT dikembalikan kepada Bulog,” kata salah satu pemilik E-Waroeng.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kabupaten Situbondo, Lutfi Joko Prihatin, mengatakan, munculnya kekhawatiran pemilik E-Waroeng tidaklah berlebihan karena penyaluran BPNT itu merupakan pelayanan bagi warga miskin.
Menurut Lutfi, agar kualitas bantuan beras tetap terjaga, dirinya meminta ada uji masak beras yang akan di salurkan Bulog melalui 114 E-Waroeng di Situbondo. “Nanti jika uji masak itu tidak sesuai ya harus dikembalikan ke Bulog lagi,” terang Lutfi.
Mantan Kepala BKPSDM Kabupaten Situbondo itu menegaskan, penyediaan beras BPNT melalui Bulog akan dimulai bulan September 2019 mendatang. Untuk itu, kata Lutfi, Bulog kini sudah menyanggupi untuk menyediakan beras berkualitas dan layak konsumsi.
Selain itu, imbuh Lutfi, pihaknya juga meminta agar pendistribusian beras dari Bulog ke masing-masing E-Waroeng harganya harus sama. “Ya tidak boleh harga E-Waroeng yang satu dengan yang lain kalau berbeda,” ucap mantan Kabag Hukum Setdakab Situbondo itu.
Masih kata Lutfi, selain masalah kualitas kini Bulog juga menyanggupi untuk membeli beras di Situbondo, agar berdampak langsung terhadap kesejahteraan para petani di Kota Santri. Secara teknis, urai Lutfi, Bulog bisa melakukan kerja sama dengan pemilik penggilingan padi, dengan melibatkan Dinas Pertanian.
Mantan Kadis Perhubungan Kabupaten Situbondo itu mengakui, tahun 2019 ini ada 70.657 warga miskin di Situbondo yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai. “Untuk program BPNT ini merupakan peralihan dari bantuan beras raskin. Setiap warga miskin menerima bantuan BPNT sebesar 110 ribu melalui ATM. Nantinya uang tersebut bisa dicairkan hanya dalam bentuk beras dan telur melalui 114 E-Waroeng yang ada di Kabupaten Situbondo,” pungkas Lutfi. [awi]

Tags: